Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak mengatakan pada Jumat (15/4/2022) kemarin, beberapa pembeli gas Rusia telah setuju untuk beralih ke pembayaran dalam rubel.
Dalam komentar yang diterbitkan majalan internal kementerian Rusia, Novak mengatakan ia juga berharap importir lain gas Rusia dapat melakukan pembayaran dalam rubel.
"Kami mengharapkan keputusan untuk beralih ke rubel dari importir lain," ujar Novak, yang dilansir dari Reuters.com.
Baca juga: Wajibkan Rubel untuk Bayar Gas Rusia, Strategi Vladimir Putin Hancurkan Dolar AS
Sayangnya, Novak tidak mengungkapkan identitas pembeli gas Rusia yang sudah melakukan pembayaran dengan rubel Rusia.
Menteri Ekonomi Armenia, Vagan Kerobyan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media Rusia RBC pada Jumat kemarin, negaranya akan melakukan pembayaran pasokan gas dari Rusia dalam bentuk mata uang rubel.
Selain itu, Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto juga mengungkapkan Hongaria berencana untuk membayar gas Rusia dengan Rubel, melalui Gazprombank.
Baca juga: Keluar dari Kesepakatan UE, Hongaria Siap Bayar Gas Rusia dalam Rubel
Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin mengatakan pada bulan lalu, agar pembeli gas Rusia dari negara-negara “tidak bersahabat”, untuk melakukan pembayaran gas Rusia dalam Rubel. Langkah ini mendapat penolakan oleh otoritas Uni Eropa (UE).
Putin memperingatkan Eropa, pasokan gas mereka berisiko akan dipotong, kecuali Eropa melakukan pembayaran dalam rubel. Keputusan ini disebut sebagai strategi Rusia untuk membalas sanksi yang telah dijatuhkan Eropa, sejak Rusia menyerang Ukraina.
Putin juga mengusulkan, agar pembeli energi dari negaranya untuk membuka rekening di Gazprombank, di mana pembayaran dalam euro maupun dolar akan dikonversi ke rubel.