Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mendukung imbauan Presiden Joko Widodo kepada kementerian, lembaga dan BUMN agar dapat meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam rangka mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, Peruri saat ini menggunakan meterai tempel yang 100 persen bahan bakunya berasal dari lokal.
Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya mengatakan, sejak 2020 perusahaannya telah mengimplementasikan komponen bahan baku meterai tempel seluruhnya berasal dari produksi dalam negeri. Di antaranya adalah bahan baku kertas sekuriti berhologram dan tinta sekuriti.
Perubahan yang baru dimulai sejak 2 tahun lalu untuk produk meterai tempel ini merupakan bentuk nyata dukungan Peruri terhadap kemajuan industri dalam negeri guna mendorong perekonomian nasional.
Baca juga: Fokus Garap Digital Security, PDS Jadi Ujung Tombak Transformasi Peruri
“Sebelum 2020 kami masih menggunakan bahan baku kertas impor untuk memproduksi meterai tempel, akan tetapi sejak 2020 kami mulai mengganti menggunakan produksi dalam negeri sebagai bentuk nyata dukungan Peruri terhadap produk lokal," ujar Dwina dalam keterangan persnya, Rabu (27/4/2022).
Dwina mengatakan, ke depan perusahaannya terus berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan local content pada produk lainnya dan setiap aktivitas pengadaan di Peruri.
Secara garis besar, proses bisnis pencetakan meterai tempel terbagi menjadi 5 tahapan, yaitu persiapan cetak, pencetakan, verifikasi/pemeriksaan, finishing dan pengiriman. Proses pencetakannya sendiri juga terbagi menjadi 4 tahapan yaitu cetak rata/offset, cetak dalam/intaglio, cetak nomor seri dan perforasi.
Pencetakan meterai tempel seluruhnya dikerjakan sendiri oleh Peruri, namun bahan baku kertas sekuriti didapatkan dari PT Kertas Padalarang yang merupakan anak perusahaan Peruri serta tinta sekuriti dari PT Sicpa Peruri Securink yang merupakan perusahaan afiliasi Peruri dengan Sicpa Swiss yang pabriknya berlokasi di kawasan produksi Peruri Karawang.
Sejak berdiri pada 1971, Peruri memiliki kompetensi utama sebagai perusahaan penjamin keaslian dari produk-produk yang dihasilkan dengan cara menerapkan beberapa fitur sekuriti.
Untuk produk meterai tempel, fitur sekuriti yang digunakan oleh Peruri pada kertas meterai terdapat UV dull berhologram, lem kering (dry glue) pada sisi belakang kertas dan serat-serat yang kasat mata (visible fibres).
Baca juga: Jalankan Peraturan Menkeu, Peruri Gandeng Pihak Ketiga Distribusikan Meterai Digital
Untuk dapat mengidentifikasi keaslian meterai tempel, berikut adalah ciri-ciri yang terdapat pada meterai tempel, di antaranya: berbentuk segi empat, terasa kasar bila diraba, terdapat gambar Garuda sebagai lambang Negara Indonesia, teks “METERAI TEMPEL”, teks “TGL” angka “20” dan teks “TEMPEL”, teks nominal “10000”, teks “SEPULUH RIBU RUPIAH”, terdapat nomor seri dan perforasi.
Peruri sudah meneken kontrak kerja sama pencetakan meterai tempel kopur 10.000 tahap II tahun anggaran 2022 bersama dengan Direktorat Jenderal Pajak.
Penandatanganan dilakukan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) oleh Direktur Utama Peruri, Dwina Septiani Wijaya dengan Zaeni Latif, Kepala Bagian Perlengkapan selaku Pejabat Pembuat Komitmen DJP dan disaksikan Presiden Jokowi lewat siaran langsung.
Sebelumnya, saat emberikan pengarahan dalam acara Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) yang diselenggarakan di JCC Senayan, Jakarta, Senin, 25 April 2022 lalu Presiden meminta kepada seluruh kementerian, lembaga dan BUMN agar dapat meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam rangka mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.