Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyampaikan sejumlah harga pangan atau bahan pokok setelah sepekan hari raya Idulfitri 2022 masih belum kategori normal.
Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan, saat ini telah memasuki fase ketiga atau H+7 Lebaran, di mana fase ini menjadi fase permintaan tinggi karena masyarakat sudah kembali beraktivitas normal untuk bekerja dan berusaha.
"Tentu masyarakat akan memasok kebutuhan rumah tangga, artinya ada lonjakan tetapi tidak terlalu signifikan seperti hari H Idulfitri," kata Reynaldi saat dihubungi, Selasa (10/5/2022).
Baca juga: Data BPS: Sektor Pertanian Serap Lapangan Kerja Tertinggi di Tahun 2022
Reynaldi menyebut, beberapa harga pangan yang sampai saat ini belum normal yaitu cabe-cabean masih dikisaran Rp 40 ribu sampai Rp 45 ribu per kilo gram, sementara normalnya Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu per kg.
Kemudian minyak goreng curah masih diangka Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu per liter, belum sesuai yang ditetapkan pemerintah diangka Rp 14 ribu per liter.
"Ini persoalan yang cukup lama, harus segera diselesaikan, karena yang berdampak cukup banyak. Tidak hanya di pedagang sembako, tentu ada di pihak ketiga seperti tukang gorengan, warung rumahan, ini multiplier effect kalau terus-terusan disparitas harganya terpaut jauh dengan kemasan," paparnya.
Selain itu, Reynaldi menyebut harga ayam boiler ras sampai saat ini juga belum turun di level Rp 40 ribu dan gula pasir konsumsi pun masih tinggi di posisi Rp 14.500.
Baca juga: IKAPPI Sebut Sejumlah Komoditas Ini Rawan Kelangkaan, Berikut Daftarnya
"Kami berharap ketersediaan dan tata niaga pangan diperbaiki pemerintah, tidak hanya tata niaga pangan minyak goreng semua komoditas, termasuk 9 bahan pokok kita harus diperbaiki dari hulu ke hilir dengan cara berkoordinasi seluruh stakeholder. Tidak hanya di hulu atau industri saja, tetapi pedagang juga dilibatkan," tuturnya.