TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendapatan PT XL Axiata Tbk diprediksi naik 11 persen tahun ini pasca akuisisi 66,03 persen saham PT Link Net Tbk yang dilakukannya bersama perusahaan induk berbasis di Malaysia, Axiata Group Berhad (Axiata).
Proses akuisisi saham PT Link Net Tbk oleh keduanya sudah dituntaskan pada Rabu (22/6/2022) dengan nilai transaksi mencapai RM 2,63 miliar atau sekitar Rp 8,72 triliun.
Kini, Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (AII), anak perusahaan yang secara tidak langsung dimiliki Axiata memegang kepemilikan 46,03 persen saham Link Net dan XL Axiata menggenggam 20,00 % .
Sebelumnya, bagian tersebut dimiliki oleh Asia Link Dewa Pte. Ltd. dan PT First Media Tbk.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan mengatakan, dengan mengambil alih Link Net, XL Axiata memperkuat posisinya di bisnis fixed broadband.
Sebagaimana diketahui, Link Net merupakan salah satu penyedia layanan pita lebar berbasis kabel dan TV kabel berkecepatan tinggi terkemuka di Indonesia.
Jaringan Link Net menjangkau 2,9 juta rumah di 23 kota, melayani sekitar 855.000 pelanggan layanan internet pita lebar dan sekitar 837.000 TV kabel.
Baca juga: First Media Selesaikan Penjualan Saham Link Net ke Axiata Investments dan XL Axiata
Perusahaan ini juga melayani sekitar 2.400 pelanggan mencakup pemerintah, layanan keuangan, perusahaan multinasional besar, serta bisnis digital.
Menurut Steven, akuisisi Link Net yang merupakan salah satu pemimpin pasar di industri penyedia fixed broadband akan memberikan tambahan pendapatan bagi XL Axiata.
"Akuisisi ini diperkirakan akan menambah pendapatan konsolidasi XL Axiata sekitar 11 % dan EBITDA 13 % pada kuartal IV-2022 sampai dengan 2023," kata Steven saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (23/6/2022).
Baca juga: Kongsi Axiata Tuntaskan Akuisisi 66 Persen Saham Link Net Senilai Rp 8,72 Triliun
Saat ini, Steven menjadikan EXCL sebagai saham pilihan teratasnya dibanding operator seluler yang lain karena valuasinya masih tergolong menarik.
Ia menetapkan rekomendasi buy untuk EXCL dengan target harga Rp 3.700 per saham.
Target harga tersebut mengimplikasikan 3,4 kali dari perkiraan rasio EV/EBITDA 2022 dan 3,2 kali dari perkiraan rasio EV/EBITDA 2023.
"Kami berpandangan perusahaan layak mendapatkan valuasi premium sejalan dengan unggulnya marjin EBITDA yaitu 50,1 % , dibandingkan dengan PT Indosat Tbk (ISAT) yang hanya 46,1 % pada valuasi EV/EBITDA 22F/23F-nya saat ini yang sebesar 2,9x/2,5x," tutur Steven.
Baca juga: XL Axiata Resmi Kuasai 51 Persen Saham Indodata
XL Axiata juga mendapat rekomendasi buy karena memperlihatkan kinerja keuangan dan operasional yang ciamik pada tahun ini.
Trafik datanya pada kuartal I-2022 tumbuh signifikan 33,5 % year on year (yoy) menjadi 1.857 petabyte, mencerminkan 21 % dari perkiraan Henan Putihrai Sekuritas.
Sepanjang Januari-Maret 2022, pendapatan EXCL tumbuh 8 % yoy menjadi Rp 6,75 triliun dan EBITDA naik 2 % yoy menjadi Rp 3,17 triliun. Realisasi tersebut masing-masing setara dengan 24 % dan 23 % dari perkiraan Henan Putihrai Sekuritas.
Laporan Reporter: Nur Qolbi | Sumber: Kontan