Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laporan terbaru Bank Indonesia menyatakan penyaluran kredit perbankan di bulan Mei 2022 mencapai Rp 5.999 triliun atau tumbuh 8,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
"Kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Mei 2022 tetap tumbuh positif meski tidak setinggi bulan sebelumnya," jelas Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam keterangannya dikutip, Selasa (28/5/2022).
Dia menjelaskan, perlambatan pertumbuhan kredit perbankan terutama terjadi pada golongan debitur korporasi.
Kredit kepada korporasi tumbuh melambat dibandingkan bulan sebelumnya, dari 10,3 persen pada April 2022 menjadi 9,8 persen (yoy).
Sementara itu, kredit kepada perorangan tumbuh 9,1 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan sebesar 8,9 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan penyaluran kredit pada Mei 2022 terjadi pada Kredit Modal Kerja dan Konsumsi.
Kredit Modal Kerja (KMK) tumbuh 11,0 persen (yoy) pada Mei 2022, melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 11,5 persen (yoy).
Baca juga: Bank Indonesia: Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp5.969 Triliun di April 2022
Perlambatan KMK terjadi pada sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, serta sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan.
Sementara itu, pertumbuhan Kredit Konsumsi (KK) juga mengalami perlambatan dari 6,4 persen (yoy) pada April 2022 menjadi 6,2 persen (yoy), didorong oleh
penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
Di sisi lain, Kredit Investasi (KI) tumbuh positif sehingga menahan perlambatan kredit yang lebih dalam.
Baca juga: Tumbuh 5,9 Persen, Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp5.741 Triliun di Februari 2022
KI meningkat dari 7,2 persen (yoy) pada April 2022 menjadi 7,6 persen (yoy) pada Mei 2022, terutama di sektor Konstruksi serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi.
Kemudian, BI juga mencatat penyaluran kredit kepada UMKM pada Mei 2022 tumbuh 17 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 16,9 persen (yoy), terutama pada kredit skala mikro.