News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik, Kowantara: Semoga Tidak Terjadi Kelangkaan Gas Melon

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji atau LPG nonsubsidi sebesar Rp 2.000 per kg mulai Minggu (10/7/2022). Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) berharap tidak ada perpindahan pengguna elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji atau LPG nonsubsidi sebesar Rp 2.000 per kg mulai Minggu (10/7/2022).

Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) berharap tidak ada perpindahan pengguna elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg atau gas melon

Ketua Mukroni menerangkan, para pedagang warteg lebih banyak menggunakan elpiji 3 kg. Sehingga, tidak akan terlalu berdampak terhadap kenaikan harga elpiji nonsubsidi. Namun, ditakutkan Mukroni, para pengguna elpiji 12 kg akan beralih ke elpiji 3 kg.

Baca juga: Naik Sejak 10 Juli 2022, Ini Daftar Harga Elpiji Non Subsidi Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg

"Yang kami tidak harapkan ada migrasi pengguna gas 12 kg ke 3 kg melon karena ada perbedaan harga yang banyak," ujar Mukroni saat dihubungi, Senin (11/7/2022).

Menurut Mukroni, jika terjadi perpindahan pengguna, maka akan mempengaruhi ketersediaan elpiji 3 kg. Hal tersebut, tentu akan berdampak kepada para pedagang warteg. Karenanya, Mukroni berharap pemerintah memantau kesediaan gas melon untuk usaha kecil termasuk warteg.

"Yang jumlah outlet atau gerai di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi kurang lebih 50 ribu gerai. Artinya di masa daya beli belum meningkat, pemerintah malah menambah beban dengan adanya kelangkaan stok gas 3 kg," kata Mukroni.

Baca juga: MyPertamina Untuk Elpiji Masih Rencana Tapi Sudah Ditolak, Berikut Alasan Penolakannya

Kowantara juga mengimbau warteg modern yang menjamur untuk memakai gas 12 kg. Sebab, ucap Mukroni, warteg modern sudah masuk kluster usaha kuliner menengah.

"Dan pemiliknya juga bukan lagi orang Tegal, Brebes, Pantura, yang memang mata pencaharian di warteg," tutur Mukroni.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan pihaknya sengaja menaikkan harga elpiji nonsubsidi karena kenaikan harga gas semakin tinggi saat ini.

Ia mengatakan harga elpiji berdasarkan Contract Price Aramco (CPA) tembus US$725 per metrik ton pada Juni 2022. Angka itu naik 13 persen dibandingkan dengan harga rata-rata sepanjang 2021.

Berikut rincian harga elpiji nonsubsidi di tingkat agen berdasarkan laman resmi Pertamina:

1. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan:

-Bright Gas 5,5 kg: Rp104 ribu

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini