News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sektor Kesehatan Dinilai Tahan Banting di Tengah Minimnya Pertumbuhan Ekonomi

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sektor kesehatan - Presiden Direktur PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Rukmi Proborini menilai sektor kesehatan menjadi sektor yang tahan banting di tengah kondisi perekonomian global yang sedang tertekan fase stagflasi, atau minim pertumbuhan ekonomi di tengah tingginya inflasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Rukmi Proborini menilai sektor kesehatan menjadi sektor yang tahan banting di tengah kondisi perekonomian global yang sedang tertekan fase stagflasi, atau minim pertumbuhan ekonomi di tengah tingginya inflasi. 

"Sektor kesehatan termasuk sektor yang resilien terhadap badai tersebut, karena termasuk industri yang defensif dan esensial, sehingga berinvestasi pada perusahaan healthcare adalah salah satu alternatif yang menarik sesuai dengan kondisi makroekonomi saat ini," ucap Rukmi secara virtual, Selasa (12/7/2022). 

Head of Wealth Management Standard Chartered Indonesia Meru Arumdalu menjelaskan, belum lama ini Standard Chartered Bank baru saja mengeluarkan Global Market Outlook untuk periode semester II 2022.

Baca juga: Hong Kong akan Adopsi Sistem Kesehatan China untuk Menekan Kasus Covid-19

Hal ini, membahas langkah kehati-hatian yang harus diterapkan bank-bank sentral di seluruh dunia untuk menjaga inflasi, serta menghindari terjadinya resesi perekonomian. 

"Kami memperkirakan bahwa inflasi akan mereda hanya secara bertahap, dan menyebabkan The Fed mempertahankan sikap agresifnya," katanya. 

Menyikapi kondisi ini, kata Meru, sejumlah industri dinilai sebagai defensive sector atau saham defensif, seperti industri kesehatan, energi dan keuangan di Amerika dan Eropa. 

"Melalui penambahan reksa dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity pada pilihan produk investasi Standard Chartered Bank, kami berharap dapat semakin memberikan alternatif bagi nasabah kami untuk mencapai tujuan keuangannya," paparnya. 

Bahana TCW pun secara resmi menunjuk Standard Chartered Indonesia sebagai salah satu agen penjual reksa dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity. 

Rukmi menilai, kemitraan Bahana TCW bersama dengan Franklin Templeton dan Standard Chartered Bank untuk memperluas jalur distribusi reksa dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity. 

"Ini merupakan Reksa Dana Syariah Saham Luar Negeri pertama di Indonesia yang fokus di industri kesehatan global," ujar Rukmi.

Baca juga: Uji Coba KRIS, BPJS Kesehatan: Iuran Peserta Belum Berubah, Berikut Rinciannya

Mengacu pada data yang disajikan Forbes Advisor, sektor Kesehatan di Amerika Serikat (AS) menjadi sektor yang paling potensial untuk jangka menengah maupun panjang. 

Terlihat dari tingkat pengeluaran kesehatan masyarakat di Amerika Serikat menyumbang hampir 18 persen dari produk domestik bruto (PDB) AS pada akhir 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 6 triliun dolar AS per tahun atau setara 19,7 persen dari PDB AS pada 2028.

Proyeksi positif sektor kesehatan juga dipicu meningkatnya kesadaran masyarakat global akan pentingnya kesehatan pasca pandemi. 

Adapun komposisi portofolio reksa dana ini, lebih dari 50 persen ditempatkan pada sektor unggulan di pasar Amerika Serikat dan sisanya diinvestasikan di sejumlah negara ekonomi utama dunia, antara lain Jepang, Perancis, Jerman, Inggris dan Australia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini