Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Meroketnya inflasi di Amerika Serikat (AS) hingga tembus di angka 9,1 persen imbas gejolak ekonomi pasar global, telah membuat sejumlah investor percaya bahwa The Fed akan kembali menaikan suku bunga acuannya.
Kenaikan suku bunga tersebut diyakini hingga mencapai 100 basis poin pada akhir bulan ini.
Meski perwakilan The Fed masih enggan memberikan tanggapan atas adanya kemungkinan lonjakan suku bunga AS di bulan Juli ini, namun karena angka inflasi terus mengalami pembengkakan membuat para investor yakin apabila pada pertemuan di tanggal 26 sampai 27 Juli nanti, The Fed akan mengambil langkah ekstrem seperti awal Juni lalu dengan mengerek suku bunga acuan untuk mengekang laju inflasi.
Baca juga: Harga Minyak Melonjak Menjelang Kenaikan Suku Bunga The Fed
“Kami di The Fed harus sangat berhati-hati dan disengaja untuk melanjutkan jalur menaikkan suku bunga kami sampai kami mendapatkan dan melihat bukti yang meyakinkan bahwa inflasi telah berubah."
Melesatnya angka inflasi di AS sudah mulai terlihat pada saat dunia dihantam pandemi Covid-19, kemudian kondisi ekonomi AS semakin memburuk setelah konflik antara Rusia dan Ukraina memanas selama beberapa bulan terakhir.
Hingga membuat sejumlah barang kebutuhan pokok seperti BBM hingga pangan mengalami krisis di tengah meningkatnya permintaan, hal inilah yang kemudian memicu lonjakan harga di pasar global termasuk di Amerika.
Sebelum inflasi di Amerika memuncak, pada awal bulan lalu ketua Fed Jerome Powell telah lebih dulu memprediksi bahwa suku bunga AS akan naik antara 50 hingga 75 basis point pada bulan Juli 2022.
Namun tak berselang lama dari pernyataan tersebut kondisi ekonomi AS perlahan mulai lesu. Situasi ini tentunya dapat memberikan tekanan lebih pada masyarakat AS.
Baca juga: The Fed Diprediksi Kembali Kerek Suku Bunga, Pasar Saham Berpotensi Terkoreksi
“Data yang masuk menunjukkan masalah inflasi The Fed telah memburuk, dan kami berharap pembuat kebijakan bereaksi dengan meningkatkan laju kenaikan suku bunga untuk memperkuat kredibilitas mereka,” ujar analis Aichi Amemiya dari Nomura, yang dikutip dari Bloomberg.
Langkah seperti ini sebenarnya sudah pernah dilakukan The Fed dimana pada Juni lalu bank sentral AS ini telah mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis point. Akan tetapi langkah tersebut ternyata belum cukup mampu menahan pergerakan indek inflasi. Tercatat selama tahun 2022 ini setidaknya The Fed telah empat kali menaikan suku bunga acuan tepatnya pada awal Januari 2022, kemudian dilanjutkan pada bulan Maret, Mei dan terakhir Juni.