Sekilas deflasi bisa meningkatkan daya beli masyarakat, tapi jika terjadi berlebihan akan merugikan penyedia barang dan jasa.
Baca juga: Tanggapan Sri Mulyani soal Indonesia Berpotensi Resesi, Minta Tetap Waspada
Kondisi tersebut dapat membuat suatu barang atau jasa mengalami penurunan harga secara terus – menerus.
Hal inilah yang dikhawatirkan dapat membuat konsumen menunda pembelian dan menunggu hingga nominal terendah. Apabila ini dibiarkan maka daya beli suatu negara akan melemah, hal tersebut tentunya dapat memicu terjadinya resesi.
5. Guncangan Ekonomi
Munculnya guncangan ekonomi yang terjadi secara mendadak dan tidak direncanakan seperti pandemi Covid-19, bisa menjadi penyebab serius munculnya resesi.
Hal ini akan membuat pendapatan suatu negara menurun dan berimbas pada melemahnya daya beli masyarakat global
6. Tumpukan Utang
Membengkaknya utang suatu negara juga bisa menjadi faktor penyebab resesi.
Utang yang melonjak membuat biaya pelunasannya meninggi, bahkan ini bisa membuat suatu negara tersebut mengalami default atau gagal bayar.
7. Perkembangan Teknologi
Berkembangnya teknologi juga menyumbang faktor terjadinya resesi. Sebagai di abad ke-19, dimana saat itu tengah terjadi revolusi industri akibat peningkatan teknologi hemat tenaga kerja.
Jika perusahaan besar mulai memangkas karyawannya dan beralih menggunakan teknologi canggih maka hal tersebut dapat memicu bertambahnya angka pengangguran.
Melonjaknya angka pengangguran di tengah lesunya perekonomian negara dikhawatirkan dapat membuat standar kehidupan menurun, serta membuat penghasilan pajak negara anjlok.
Dengan begitu suatu negara tak dapat lagi melakukan kegiatan impor untuk memasok kebutuhan pokok warga negaranya, seperti impor pangan, BBM, dan obat - obatan.