Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan akan mengembangkan 'tol-way' agar produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) baik yang dipasarkan ke dalam ataupun di luar negeri bisa berkembang dengan cepat.
Untuk segmen dalam negeri, pemerintah akan mengembangkan sejuta UMKM dengan berbagai program pemerintah seperti KUR dan lain-lain, serta kolaborasi dengan pengusaha-pengusaha besar yang saling menguntungkan.
Baca juga: Kerja Sama dengan Indonesia, Kantor Atase Perdagangan Thailand Pamerkan Kuliner Unggulan
"Kementerian Perdagangan juga telah mengajak dialog dengan pengusaha-pengusaha ritel yang memiliki jaringan hingga ke kampung-kampung untuk diajak kerjasamanya mendorong UMKM," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menutup Apkasi Otonomi Expo (AOE) 2022 di JCC Senayan Jakarta, Jumat (22/7/2022).
Dikatakannya, keberadaan usaha ritel besar ini tentu harus mendapatkan dukungan dan tidak diganggu.
"Mereka ini memiliki gudang logistik di kabupaten masing-masing provinsi, dan supplier dan bentuk dukungannya mereka akan kita wajibkan melalui Permendag yang sedang kita godog sekarang, untuk membina warung-warung yang ada di sekitarnya," katanya.
Zulkifli Hasan mengilustrasikan jika di satu kecamatan ada 15 desa dan di tiap desa itu minimal ada 1-2 warung, maka logistik pengusaha besar inilah yang nantinya akan mensuppai barang ke warung-warung tradisional agar harganya sama.
"Konsepnya dengan mereka memasok warung-warung ini, pengusaha besar bisa menghemat biaya sewa tempat, listrik, tenaga kerja maupun keamanan, dan imbal baliknya, warung-warung ini terjamin pasokan barangnya dan ia bisa menjual dengan harga yang sama," katanya.
Langkah ini, kata dia diharapkan bisa menggerakkan sektor UMKM agar bisa berkembang dan nanti bisa menjadi agen pemasaran bagi produk-produk unggulan UMKM yang ada di 1 kecamatan tersebut.
Baca juga: Menlu Retno: Jokowi Akan Melawat ke China, Jepang dan Korsel: Bahas Perdagangan dan Investasi
Hal kedua untuk segmen ke luar negeri, sambung Zulhas, Kemendag juga tengah menjalin kerjasama dengan internasional untuk membuka jalur-jalur distribusi yang baru.
"Dulu hub kita itu terpusat di Singapura untuk pasar Eropa, Amerika dan itu sudah bagus. Sekarang ini, kita akan bikin hub yang baru yakni melalui Dubai sehingga bisa memasarkan produk-produk ke pasar Timur Tengah dan Afrika," katanya.
"Afrika ini memiliki populasi 1 miliar, apa saja dibeli. Kalau Pak Bupati kirim makanan, pakaian, hasil pertanian dibeli sama mereka, dan ini potensinya masih bisa melebar lagi hingga ke Asia Tengah dan Eropa Timur, termasuk India, Bangladesh dan Pakistan. Itu semua adalah pasar yang sangat besar sekali dan mereka punya uang," kata Zulhas.
Kemendag, lanjutnya, membuat program CEPA, Comprehensive Economic Partnership Agreement yakni bisa kirim barang ke hub yang ada di Dubai dan tidak dikenakan pajak apapun.
"Mau dagang emas, perak, pakaian, hasil pertanian dan apa saja yang penting semua zero tax. Tentu ini kabar baik karena kalau kita kirim langsung ke Afrika maupun Timur Tengah, kita kena pajak 25 persen,” katanya.
Baca juga: Minyak Mentah Di Perdagangan Asia Ambles Tertekan Pengetatan Bank Sentral Dalam Melawan Inflasi