Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Perekonomian Amerika Serikat mengalami kontraksi untuk kuartal kedua secara berturut-turut.
Kementerian Perdagangan AS mengumumkan kabar kurang menggembirakan ini sehari setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesarn 75 basis poin ke kisaran 2,25 persen hingga 2,50 persen.
Mengutip dari CNBC, Kementerian Perdagangan Amerika Serikat melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) AS mengalami kontraksi tahunan sebesar 0,9 persen pada kuartal kedua tahun 2022.
Penurunan kedua kalinya secara berturut-turut ini membuat AS secara teknis masuk ke dalam resesi.
Biro Riset Ekonomi Nasional AS mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi AS, yang menyangkut aktivitas seluruh perekonomian selama lebih dari beberapa bulan.
Baca juga: Menkeu Janet Yellen Peringatkan Tingginya Inflasi AS
Tetapi pembacaan PDB negatif kedua berturut-turut memenuhi pandangan dasar resesi yang telah lama dipegang, terlepas dari keadaan penurunan yang tidak biasa dan terlepas dari apa yang diputuskan oleh National Bureau of Economic Research (NBER).
PDB adalah ukuran ekonomi terluas dan mencakup tingkat total barang dan jasa yang diproduksi selama periode tersebut.
"Kami tidak dalam resesi, tetapi jelas pertumbuhan ekonomi melambat," kata Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics.
Baca juga: Menkeu Janet Yellen: Ekonomi AS Melambat, Resesi Tidak Terhindarkan
PDB juga menambah bukti bahwa perlambatan yang dituju sudah terjadi, meskipun hanya sebagian yang disebabkan oleh The Fed.
Berikut rincian dari dampak penyusutan ekonomi AS yang dikutip dari Reuters, Jumat (29/7/2022):
Menyusutnya Sektor Perumahan
Dari semua kategori dalam PDB, sektor perumahan yang sensitif terhadap suku bunga merupakan yang paling jelas terlihat dari tindakan Fed untuk memperketat kondisi keuangan.
Sebelum The Fed mulai menaikkan suku pada bulan Maret, suku bunga hipotek mulai meningkat sebagai antisipasi, hampir dua kali lipat sejak akhir tahun lalu menjadi hampir 6 persen dan membuat rumah yang sudah mahal menjadi semakin tidak terjangkau.
Belanja Konsumen Melambat
Pengeluaran konsumen, terhitung sekitar dua pertiga dari ekonomi AS, melambat ke tingkat pertumbuhan tahunan 1 persen pada kuartal kedua, dari kecepatan 1,8 persen pada kuartal pertama.
Pertumbuhan yang melambat didorong oleh penurunan 4,4 persen dalam pengeluaran barang, yang melonjak selama pandemi. Selain itu, sebagian besar juga disebabkan oleh inflasi yang tinggi jika dibandingkan reaksi terhadap biaya pinjaman yang lebih tinggi.
Belanja Sektor Industri Turun
Pengeluaran bisnis atau investasi tetap non-perumahan juga tergelincir 0,1 persen secara tahunan, sebagian besar didorong oleh penurunan pengeluaran untuk struktur oleh setiap industri kecuali pertambangan dan pengeboran.
"Ekonomi jelas kehilangan momentum," tulis Michael Feroli dari JP Morgan, mencatat penurunan belanja bisnis bersama dengan penurunan belanja konsumen untuk barang dan investasi di perumahan.