News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ekonom Ingatkan Pemerintah Waspada Laju Inflasi Dalam Negeri di Tengah Berbagai Tantangan Eksternal

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga berbelanja kebutuhan pokok di salah satu supermarket di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (6/3/2022). Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengingatkan pemerintah mewaspadai tren laju inflasi dalam negeri yang akan dihadapi ke depan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengingatkan pemerintah mewaspadai tren laju inflasi dalam negeri yang akan dihadapi ke depan.

Ia menilai perekonomian Indonesia saat ini masih ditopang konsumsi dalam negeri yang kuat sehingga diproyeksi terkendali.

“Indonesia ekonominya cenderung tidak terlalu open. Sekitar 50 persen lebih ekonomi indonesia ditopang konsumsi dalam negeri. Jadi dampaknya (inflasi,red) harusnya tidak signifikan ya,” kata Faisal di Jakarta, Senin (1/8/2022).

Baca juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi Industri dan Konektivitas Sulteng, Kemenhub Kembangkan Pelabuhan Tilamuta

Menurutnya, permintaan batu bara tetap kuat walau China terjadi perlambatan. 

“Itu karena permintaan Eropa naik di tengah penurunan impor energi dari Rusia,” kata pria yang akrab disapa Oce.

Ia menuturkan data BPS bahwa laju inflasi domestik bulan lalu adalah 0,64 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). 

Angka itu lebih tinggi dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 0,61 persen.

Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi ter akselerasi. 

Inflasi Juli 2022 tercatat 4,94 persen yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 4,35 persen sekaligus jadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.

Baca juga: Ekonomi Merugi Rp78 Triliun, Ini Peran Kedua Tersangka Kasus Korupsi Duta Palma Group

Faisal menuturkan ada tiga faktor yang mempengaruhi inflasi, yaitu harga bahan pokok, transportasi dan konsumsi rumah tangga seperti listrik  dan bahan bakar. 

“Lebih lanjut kami masih memprediksikan inflasi akan terus naik secara substansi maupun mendasar pada semester ke 2 tahun 2022. Ini lebih disebabkan meningkatnya permintaan ( demand-pull inflation) menyusul dari pelonggaran PPKM yang membuat masyarakat lebih leluasa bergerak dan kecepatan uang berputar,” kata Oce.

Meski trend inflasi diperkirakan akan terus naik, namun pihaknya optimis inflasi akan berada pada 4,60 persen di akhir tahun, sedikit diatas kisaran Bank Indonesia yaitu 3 persen +1. 

Oce berpendapatan kondisi perekonomian Indonesia masih akan baik apalati jika dibandingkan dengan awal pandemi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini