Menurut Arief, untuk mengamankan stok jagung kuncinya adalah memperkuat kolaborasi dengan seluruh stakehoder.
“Seperti pesan Presiden pada HUT ke-1 NFA, dimana Badan Pangan Nasional harus terus melakukan kolaborasi bersama stakeholder lainnya di bidang pangan agar dapat mewujudkan tata kelola pangan yang kuat dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Sebelumnya, NFA telah memastikan bahwa stok jagung pakan nasional sampai penghujung 2022 aman. Sampai dengan September 2022, Indonesia memiliki stok jagung sebanyak 2,7 juta ton.
Sementara, sampai Desember 2022, diperkirakan stok jagung surplus 2,8 juta ton.
Adapun berdasarkan data Panel Harga NFA yang dihimpun dari BPS dan Kementan, produksi jagung nasional dalam 3 tahun terakhir menunjukan tren pertumbuhan positif.
Pada tahun 2019, produksi jagung nasional berada 22,6 juta ton. Tahun 2020, angka produksi jagung mengalami kenaikan menjadi 22,9 juta ton.
Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2021, di mana terjadi peningkatan produksi jagung menjadi 23 juta ton.