Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menilai, kunjungan pemerintah Indonesia ke Korea Selatan dan Jepang, untuk membangun kemitraan strategis di bidang perekonomian dengan negara-negara Asia layak diapresiasi.
Korea Selatan dan Jepang, selain dinilai mempunyai kekuatan ekonomi di Asia. Kunjungan Pemerintah Indonesia juga merupakan langkah strategis, terukur dan akan mempunyai dampak positif bagi kemajuan ekonomi di Indonesia, kedepan.
Hal itu disampaikan Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Abdul Robi Syahrir, kepada wartawan, di Jakarta, Senin (1/8/2022).
Baca juga: Golkar Jatim Rekomendasikan Airlangga-Khofifah Sebagai Capres-Cawapres KIB
"Kunjungan pemerintah Indonesia ke Jepang dan Korea Selatan patut diapresiasi. Sebab, dua negara ini mempunyai kekuatan ekonomi di wilayah Asia. Pembangunan kemitraan strategis Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi adalah langkah strategis dan terukur, yang itu akan berdampak positif bagi kemajuan ekonomi Indonesia kedepan," kata Robbi Syahrir.
Seperti diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Gubernur JBIC yang baru Nobumitsu Hayashi, di Hotel Imperial Tokyo, Jepang, Senin, 25 Juli 2022 kemarin.
Pada pertemuan tersebut, Airlangga Hartarto didampingi oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso. Pertemuan antara Pemerintah Indonesia itu, berlangsung selama hampir 2 jam, dengan fokus pada pembahasan proyek JBIC yang ada di Indonesia.
Baca juga: Pertemuan Airlangga dan Gubernur JBIC Diharapkan Berdampak Positif Bagi Pertumbuhan Ekonomi RI
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga menyampaikan bahwa, JBIC sangat berperan besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia, baik secara sumber pendanaan maupun penasehat dalam proyek Infrastruktur di Indonesia.
Menurut Robbi, dengan adanya silaturahmi antara Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto dengan Korea Selatan dan Jepang, dapat membantu tambahan investasi untuk Indonesia.
"Tentu saja, kunjungan Menko Perekonomian ini juga mampu menghasilkan tambahan investasi di Indonesia. Karena memang berdasarkan hasil kajian PB HMI, ada komitmen investasi senilai US$ 5,2 miliar atau Rp 77,9 triliun dari kunjungannya ke Jepang," terang Robi.
"Hal ini menunjukan bahwa, Airlangga Hartarto selaku Menko Bidang Perekonomian sangat piawai dalam melakukan loby maupun diplomasi ekonomi yang itu untuk peningkatan kerjasama bilateral di bidang ekonomi di Indonesia," tuturnya.
Adapun jenis investasi yang akan masuk ke Indonesia, kata Robbi, seperti kendaraan ramah lingkungan, dan hal tersebut, patut diapresiasi. "Karena saat ini isu lingkungan merupakan isu strategis dunia, dan ini memperlihatkan bahwa, komitmen Indonesia dalam perbaikan lingkungan saat ini dan di masa depan," ujarnya.
"Adanya tambahan investasi ini juga merupakan kabar gembira bagi masyarakat Indonesia. Karena kedepan, peningkatan nilai investasi ke negara Indonesia akan meningkatkan kondisi perekonomian Indonesia dan tentunya memberikan multiplier efek yang positif bagi negara dan masyarakat," katanya.
"Diantaranya mampu meminimalisir angka pengangguran, menghasilkan komitmen industri hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia, dapat segera terwujud serta akan segera ada kontribusi positif pada pemulihan ekonomi dalam negeri pasca pandemi," tutur Robi.