Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – China telah membatasi perdagangannya dengan Taiwan di tengah meningkatnya ketegangan atas kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat, Nancy Pelosi.
Otoritas perdagangan dan bea cukai China mengatakan pada hari Rabu (3/8) bahwa mereka telah menghentikan ekspor pasir, bahan utama yang digunakan dalam konstruksi, dan impor buah jeruk Taiwan dan beberapa jenis ikan.
Di samping itu, Administrasi Umum Kepabeanan China mengatakan, impor makanan telah dihentikan karena adanya pestisida dan virus corona di beberapa pengiriman, sementara Kementerian Perdagangan mengatakan telah menangguhkan ekspor pasir sesuai dengan ketentuan hukum yang tidak ditentukan.
Kantor Urusan Taiwan China secara terpisah mengumumkan akan melarang perusahaan dan individu China untuk melakukan transaksi keuangan dengan dua yayasan Taiwan yakni Yayasan Demokrasi Taiwan serta Dana Kerjasama dan Pembangunan Internasional Taiwan.
Baca juga: Menlu China Sebut Kunjungan Pelosi ke Taiwan Benar-benar Lelucon: Mereka akan Binasa
Dilansir dari Reuters, Kamis (4/8/2022) pengumuman itu datang ketika Pelosi melakukan kunjungan ke Taiwan, meskipun Beijing sebelumnya telah memperingatkan adanya konsekuensi serius jika politisi veteran demokrat itu tetap bersikeras melakukan perjalanan ke Taiwan.
Pembatasan perdagangan itu mengikuti pemberitahuan dari agen bea cukai China pada hari Senin (1/8) bahwa mereka telah memasukkan lebih dari 100 merek makanan Taiwan ke daftar hitam karena gagal memperbarui pendaftaran ekspor mereka.
Direktur jenderal Administrasi Makanan dan Obat-obatan Taiwan, Wu Shou-Mei mengatakan, pembatasan perdagangan yang dilakukan China mungkin bermotif politik karena produsen Taiwan diperlakukan berbeda dari yang ada di tempat lain.
China sendiri merupakan mitra dagang terbesar Taiwan, dengan total ekspor produknya ke China dan Hong Kong mencapai 188,9 miliar dolar AS pada tahun 2021.
Tahun lalu, China juga melarang impor nanas Taiwan dengan alasan kekhawatiran "keamanan hayati".
China telah dituduh menggunakan perdagangan sebagai senjata dalam beberapa tahun terakhir, dengan Australia dan Lithuania melihat ekspor mereka terkena tarif dan pembatasan lainnya setelah terlibat dalam perselisihan dengan Beijing.
Alicia García-Herrero, kepala ekonom Asia Pasifik di Natixis di Hong Kong mengatakan, penangguhan impor buah dan ikan akan memiliki efek yang dapat diabaikan pada ekonomi Taiwan, tetapi menghentikan ekspor pasir dapat memiliki dampak yang signifikan karena konstruksi telah menjadi sumber penting pertumbuhan ekonomi Taiwan selama pandemi.
“Taiwan berpotensi akan dilanda krisis pasir dan kerikil dalam beberapa waktu mendatang,” kata García-Herrero.
Baca juga: Komentar Guru Taiwan soal Kunjungan Nancy Pelosi: Disambut Bak Pahlawan, Berani Lawan Tekanan China
“Saya tidak akan mengatakan itu adalah ekspor utama dari China tetapi itu merugikan Taiwan.” imbuhnya.
Namun, Julien Chaisse, pakar investasi dan perdagangan di City University of Hong mengatakan bahwa Taiwan hanya mengimpor sebagian kecil pasirnya dari China dan telah mengurangi ketergantungannya pada impor dalam beberapa tahun terakhir.
“Saya pikir ukuran itu simbolis karena pasir adalah zat yang paling banyak digunakan setelah air, digunakan di hampir setiap konstruksi atau proses manufaktur,” kata Chaisse.
Sementara itu, pakar perdagangan China di Singapore Management University, Henry Gao mengatakan bahwa Beijing diperkirakan akan memperkenalkan langkah-langkah ekonomi lebih lanjut yang menargetkan Taiwan.
“Saya pikir kemungkinan besar China akan mengumumkan sanksi ekonomi lainnya, tetapi itu tidak mungkin efektif kecuali China melarang impor terbesarnya dari Taiwan yakni semikonduktor,” kata Gao.
“Namun, itu akan merugikan China sendiri juga, karena begitu banyak perusahaan China bergantung pada semikonduktor.” tambahnya.
Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan
Pelosi yang menjabat sebagai ketua DPR AS telah mendarat di Taiwan pada Selasa (2/8) malam setelah melakukan kunjungan ke Singapura selama dua hari.
Baca juga: China Tangguhkan Ekspor Pasir ke Taiwan saat Taipei Dikunjungi Pelosi
Dalam sebuah op-ed yang diterbitkan oleh Washington Post beberapa menit setelah kedatangannya, Pelosi mengatakan AS tidak dapat berdiam diri ketika Beijing terus mengancam Taiwan.
Kementerian luar negeri China kemudian mengecam kunjungan Pelosi ke Taiwan seraya menambahkan hal itu sebagai bagian dari “provokasi politik besar” yang dilakukan AS.
Ketegangan antara China dan AS
Pekan lalu, ketegangan antara China dan AS mulai meningkat karena adanya laporan bahwa Pelosi akan mengunjungi Taiwan.
Mengutip dari Aljazeera, ketegangan itu semakin menguat ketika Presiden China Xi Jinping memperingatkan Presiden AS Joe Biden agar “tidak ikut campur” atas Taiwan.
Gedung Putih lalu memberikan pernyataan bahwa kebijakan AS tidak berubah dan Washington sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Sementara itu, Biden mengatakan bahwa pembicaraan yang dia lakukan dengan Xi Jinping memiliki tujuan untuk menemukan cara baru agar dapat bekerja sama dengan China di tengah meningkatnya persaingan global dan ketegangan antara kedua negara mengenai hak asasi manusia, kesehatan global dan kebijakan ekonomi.