Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Memanasnya hubungan Amerika Serikat dan China, membuat investor was-was dan membuat indeks dolar di pasar global menjadi makin ketat di beberapa hari terakhir.
Hal itu juga memicu harga emas melesat naik pada awal perdagangan Jumat (5/8/2022).
"Kami telah melihat beberapa ketegangan yang meningkat antara AS dan China, itu menjadi alasan tambahan mengapa emas telah didukung dengan baik di pagi hari," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Ketegangan China-AS makin memanas setelah Pemerintah AS mengutus Ketua Kongres AS Nancy Pelosi melakukan kunjungan kerja ke Taiwan.
Hal ini membuat Pemerintah China geram hingga pihaknya menyatakan kondisi siaga dengan menerjunkan angkatan militernya di Selat Taiwan pada Selasa malam (2/8/2022).
Tekanan tersebut yang kemudian memicu para investor untuk memperketat perdagangan dolar pada Jumat pagi, hingga indeks dolar yang mengukur greenback turun 0,68 persen menjadi 105,79.
Baca juga: Melonjak Tajam, Harga Emas Antam Nyaris Tembus Rp1 Juta per Gram, Berikut Daftar Lengkapnya
Isyarat kenaikan suku bunga yang akan dilakukan The Fed antara 50 sampai 75 basis poin pada pertemuan September mendatang juga menjadi pendorong rontoknya indeks dolar.
Mata uang dolar dianggap memiliki risiko kerugian yang besar. Alasan ini yang membuat banyak orang cenderung berinvestasi pada aset yang nilainya stabil seperti emas.
Baca juga: China Gelar Latihan Militer Skala Besar Seusai Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan
Mengutip dari Reuters, harga emas Spot naik 1,6 persen menjadi 1.792,19 dolar AS per ounce, kenaikan ini jadi yang tertinggi sejak 5 Juli.
Kenaikan serupa juga terjadi pada Emas berjangka AS yang melesat 1,7 persen menuju ke level 1,806,90 dolar AS. Disusul Platinum yang melonjak 3,4 persen ke harga 928,71 dolar AS, dan paladium yang naik 2,7 persen menjadi 2.070,58 dolar AS.