Inflasi Sri Lanka dalam 12 bulan hingga Juli 2022 meningkat menjadi 60,8 persen.
Mengutip Kompas, kekurangan bahan makanan dan bahan bakar menyebabkan harga melambung tinggi.
Kemudian, terjadi pemadaman listrik dan kurangnya obat-obatan membawa sistem kesehatan di ambang kehancuran.
Krisis ekonomi Sri Lanka terjadi karena cadangan mata uang asing yang hampir habis.
Pada Mei 2022, Sri Lanka gagal bayar utang luar negeri untuk kali pertama sepanjang sejarah.
Baca juga: Perekonomian Inggris Makin Ambles, Inflasi Diprediksi Tembus 15 Persen di Awal 2023
Apa Itu Inflasi? Berikut Pengertian, Penyebab dan Dampaknya
Kata 'Inflasi' mungkin sudah tidak asing lagi terdengar.
Biasanya istilah ini muncul terkait stabilitas perekonomian.
Dikutip dari Badan Pusat Statistik, inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus.
Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan.
Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang.
Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
Baca juga: Inflasi Sektor Ritel India Turun ke Level Terendah di Juli 2022
Sementara itu, menurut laman resmi Bank Indonesia (BI), inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan terus menerus.