Diskusi dengan Semua Pihak
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku masih terus melakukan diskusi dengan berbagai pihak terkait penyesuaian tarif ojek online (ojol).
Dengan demikian, penyesuaian tarif ojol yang direncanakan berlaku pada 29 Agustus 2022 bisa saja mundur kembali atau bahkan batal.
Hal itu diketahui saat Budi Karya melakukan rapat kerja dengan Komisi V DPR, Rabu (24/8/2022).
Awalnya, Budi mendapat cecaran dari para anggota Komisi V DPR, satu di antaranya dari Fraksi Golkar Cen Sui Lan yang mempertanyakan kebijakan menaikkan tarif ojol sudah mempertimbangkan kemampuan finansial masyarakat atau belum.
"Kita memikirkan kesanggupan masyarakat pak menteri, kita tahu semua naik harga tiket pesawat jadi tolong dipikirkan kembali harus dinaikan," kata Cen ke Budi Karya.
Cen juga mempertanyakan apakah Kemenhub sudah melakukan sosialisasi rencana kenaikan tarif ojol terbaru kepada masyarakat dan pemangku kepentingan terkait secara masif.
"Apakah sosialisasi itu sudah cukup?," tanya Cen.
Baca juga: Pengamat Nilai Kenaikan Tarif Ojol Jangan Sampai Lebih Tinggi dari Inflasi
Menanggapi hal tersebut, Budi menyebut pihaknya masih berdiskusi dengan para operator aplikasi dan melakukan riset terkait kemampuan masyarakat.
"Tarif ojek online masih empat hari lagi (ke tanggal 29 Agustus), jadi kita masih diskusi kita harus dengar operator, masyarakat kita lagi riset, pasti kita dengerin omongan Ibu Cen (Anggota Komisi V)," kata Budi.
Tarif Sesuai Zonasi
Penyesuaian tarif ojol terbagi dalam tiga zonasi, yakni zona I meliputi Sumatera, Jawa (selain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Bali.
Kemudian, zona II meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Lalu, zona III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan sekitarnya, Maluku dan Papua.
Baca juga: Wacana Kenaikan Tarif Ojol Akan Makin Sulitkan Driver Dapatkan Penumpang