Para ekonom memperkirakan indeks harga produsen mengalami penurunan di bulan Agustus. Perkiraan penurunan 0,1 persen dari Juli hingga Agustus, menyusul penurunan 0,5 persen dari Juni hingga Juli.
Indeks harga produsen melonjak 9,8 persen secara year-on-year di bulan Juli, namun turun dari angka di bulan Juni sebesar 11,3 persen. Perlambatan lebih lanjut kemungkinan akan disambut pasar keuangan, The Fed dan konsumen.
Baca juga: Janet Yellen Sebut Ekonomi AS Tidak Dalam Resesi, Meskipun PDB Merosot
Angka pengeluaran konsumen untuk bulan Agustus akan dirilis Kamis (14/9/2022) pagi. Pemerintah AS melaporkan pada bulan lalu bahwa penjualan ritel naik 10,3 persen secara year-on-year di bulan Juli.
The Fed berada di posisi sulit, di mana pihaknya harus menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Namun di satu sisi juga harus menghindari resesi.
Jerome Powell juga mengatakan, kenaikan suku bunga dan inflasi telah menyebabkan "rasa sakit" bagi perekonomian AS dalam pidatonya pada bulan lalu.
Pidato Powell dapat menjadi argumen bagi The Fed untuk melakukan kenaikan suku bunga yang lebih rendah selama inflasi terus mendingin.
Investor diminta lebih memperhatikan data inflasi daripada apa yang dikatakan Powell maupun anggota The Fed lainnya.
The Fed tetap akan bergantung pada data inflasi, itulah sebabnya peluang kenaikan suku bunga terus berubah.
"Pasti ada tren penurunan inflasi yang meyakinkan. Kami belum sampai di sana," kata kepala investasi CIBC Private Wealth US, David Donabedian.
Perusahaan teknologi besar mulai tertekan
Ekonomi AS bukan satu-satunya hal yang menjadi fokus minggu depan. Dua raksasa perangkat lunak, Oracle dan Adobe, akan melaporkan pendapatan terbaru mereka. Investor akan mengamati data pengeluaran kedua perusahaan teknologi tersebut.
Saham kedua perusahaan telah jatuh tahun ini, bersama dengan sektor teknologi lainnya. Saham Oracle turun hampir 15 persen, sementara saham Adobe jatuh lebih dari 30 persen.
Namun analis memperkirakan pertumbuhan penjualan yang solid dari kedua perusahaan ini. Adobe diprediksi mengalami kenaikan saham sebesar 15 persen dari tahun lalu dan Oracle sekitar 20 persen.
"Kami memiliki teknologi besar yang jauh lebih matang dan mapan," kata kepala strategi pengembalian nyata dan manajer portofolio senior di Newton Investment Management, Suzanne Hutchins.