Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Pasca mangkatnya Ratu Elizabeth II, sejumlah sektor pariwisata seperti bisnis perhotelan serta tiket penerbangan pesawat di London mengalami lonjakan pemesanan.
Kematian Ratu yang diumumkan oleh Istana Buckingham pada Kamis (8/9/2022) tak hanya memberikan luka mendalam bagi warga Inggris, namun juga bagi masyarakat dunia.
Memimpin monarki Inggris selama 70 membuat Ratu Elizabeth II menjadi salah satu wajah pemimpin yang paling dikenal di dunia, alasan inilah yang membuat ratusan ribu orang dari berbagai negara dan daerah berbondong-bondong mengunjungi Inggris untuk memberikan penghormatan terakhir bagi Ratu pada pemakamannya yang akan diselenggarakan pada Senin (19/9/2022).
Kecintaan dunia pada sosok Ratu Elizabeth II lantas mengantarkan kontribusi positif bagi sektor bisnis dan pariwisata Inggris yang telah lama terpuruk akibat pandemi.
Menurut seorang ekonom di agensi pariwisata lokal, Hopper Hayley Berg, tarif rata-rata untuk sebuah hotel di London kini telah meningkat menjadi 384 dolar AS per malam atau sekitar Rp 5 juta dari harga normal 244 dolar AS atau Rp 3 juta, dengan satuan kurs USD 14,916.
Meski telah mengalami peningkatan harga namun hal tersebut tak lantas membuat pemesanan hotel di Inggris menurun, justru selama beberapa terakhir bisnis ini telah mengalami lonjakan drastis seperti Travelodge, yang memiliki 78 hotel yang tersebar di London mengatakan bahwa seluruh cabangnya telah mengalami lonjakan pemesanan dari seluruh penjuru Inggris.
Jaringan hotel standar lainnya yaitu Premier Inn Whitbread yang berada di pusat kota belakangan juga tengah dibanjiri pesanan, bahkan puluhan hotel yang dioperasikan jasa layanan ini telah ludes dipesan.
Sementara untuk tarif hotel bintang lima seperti Claridge's, Connaught, The Dorchester, dan Berkeley yang berada di distrik Mayfair kini telah mengalami lonjakan pemesanan meski harga hotel dibanderol lebih tinggi dari biasanya, tercatat pada Senin (12/9/2022) harga hotel kelas atas yang ditawarkan ke pelancong telah naik 1.388 dolar AS atau Rp 20,7 juta per malam. Harga ini diperkirakan terus berlipat ganda dalam lima hari kedepan, mengingat kapasitas hotel di London saat ini telah terisi sebanyak 95 persen.
Baca juga: Pangeran Andrew Diteriaki Orang Tak Dikenal saat Iring-iringan Jenazah Ratu Elizabeth
Lonjakan serupa juga dialami pada sektor transportasi khususnya pesawat terbang, melansir dari Reuters harga tiket pesawat khususnya penerbangan pulang-pergi dari Amerika Serikat ke London juga mengalami lonjakan.
Untuk keberangkatan pada 15 September harga pesawat dibanderol 1.120 dolar AS atau Rp 16,7 juta , di tanggal 16 September seharga 1.054 dolar AS setara dengan Rp 15,7 juta dan terakhir 17 September dipatok dengan harga 967 dolar AS atau Rp 14,4 juta, menurut data Hopper.
Harga ini dijual lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga rata-rata untuk perjalanan pulang pergi trans-Atlantik sebesar yang hanya dijual seharga 710 dolar AS.
Menurut kepala ekonom Inggris di Pantheon Macroeconomics, Samuel Tombs, adanya lonjakan pada sektor perhotelan dan tiket penerbangan diperkirakan dapat meningkatkan pendapatan pada sejumlah sektor lainnya seperti restoran dan museum. Bahkan mendorong peningkatan anggaran PDB sebanyak 0,2 persen pada bulan September ini.