News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi Sindir Pejabat Suka Plesiran ke Luar Negeri: Dipamer-pamerin di Instagram

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi. Jokowi menyindir pejabat yang suka berwisata ke luar negeri dan kemudian memamerkannya di media sosial. Padahal kata Jokowi, kondisi ekonomi sedang bergejolak.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku heran dengan banyaknya orang Indonesia yang memilih jalan-jalan ke luar negeri.

Padahal saat ini krisis ekonomi sedang melanda dunia. Jokowi juga menyindir pejabat yang suka berwisata ke luar negeri dan kemudian memamerkannya di media sosial. Padahal kata Jokowi, kondisi ekonomi sedang bergejolak.

"Kenapa dalam situasi krisis global malah berbondong-bondong ke luar negeri, dipamer-pamerin di Instagram, apalagi pejabat," kata Jokowi saat memberi pengarahan kepada semua kepala daerah di Jakarta Convention Center, Kamis (29/9/2022).

Baca juga: Presiden Jokowi: Jangan Sampai Dana APBN dan APBD Dibelikan Produk Impor

Jokowi membeberkan bagaimana ia menahan diri untuk berpergian ke luar negeri. Dia mencontohkan dirinya yang setahun bisa mendapatkan puluhan undangan ke luar negeri, tapi tak semuanya diambil karena memperhitungkan manfaatnya.

Apalagi tiap ke luar negeri, pejabat juga harus keluar ongkos. Menurut Jokowi, pejabat harus membatasi diri dalam keadaan seperti ini.

"Saya rem. Ini ada manfaat kongkret enggak sih? Karena keluar uang hal-hal kayak gitu. Rakyat juga kita beri tahu gunakan untuk wisata dalam negeri saja," ujarnya.

Jokowi menilai dalam situasi serba sulit saat ini, kalau pun ingin jalan-jalan, seharusnya berwisata di dalam negeri saja. Dengan begitu, ada perputaran ekonomi bagi warga sekitar. Indonesia, sebutnya, memiliki banyak tempat wisata yang indah. Mulai dari Bali, Labuan Bajo, Borobudur, hingga Wakatobi.

Jokowi kemudian mewanti-wanti para pejabat akan potensi defisit di bidang pariwisata. Dia melihat jumlah kunjungan wisata dari Indonesia ke negara lain terus meningkat.

Baca juga: Dihantui Resesi Global, Jokowi: Kita Tidak Tahu Badai Besarnya Seperti Apa

Jumlah kunjungan wisatawan ke luar negeri lebih tinggi dibandingkan kunjungan wisatawan dari luar negeri. Dia pun meminta para pejabat daerah agar mengajak warganya untuk memlih wisata di dalam negeri saja daripada ke luar.

"Yang datang ke sini (wisatawan mancanegara) belum banyak, yang keluar malah banyak sekali. Hati-hati devisa kita bisa keluar lagi kalau tidak direm. Pak gubernur, pak walikota, ajak masyarakat wisata di dalam negeri saja," tegas Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut Jokowi juga mengingatkan situasi global saat ini yang penuh dengan ketidakpastian yang tinggi. Sejumlah negara kata Jokowi, kini dalam keadaan sulit.

“Ekonomi global juga sangat sulit diprediksi, sangat sulit diprediksi, dikalkulasi, siapa pun sulit arahnya ke mana penyelesaian seperti apa, ini yang akan terus diulang-ulang dan semuanya punya sense of crisis, tiap kari kita dengar krisis pangan,” ujar Jokowi.

Ia menyebut ketidakpastian global saat ini sangat mengkhawatirkan banyak negara, termasuk Indonesia. Akibat kenaikan harga energi hingga suku bunga acuan di berbagai negara inflasi melonjak.

Dia menyebut sudah ada 5 negara yang inflasinya melonjak hingga di atas 80 persen. Sementara di Indonesia, Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga acuan dua kali ke posisi 4,25 persen belum lama ini. Inflasi Indonesia per Agustus 2022 mencapai 4,69 persen dan diprediksi tembus 6 persen di akhir tahun ini.

Baca juga: Jokowi: Tantangan Global Sektor Pariwisata Masih Banyak

"Ini pertama kali saya sampaikan, momok terbesar adalah inflasi. Kenaikan barang dan jasa. Momok semua negara saat ini. Biasanya cuma (inflasi) 1 persen, sekarang ada yang 8 (persen, bahkan ada yang 80 persen (inflasi)," kata Jokowi.

Melihat inflasi jadi momok menakutkan saat ini, Jokowi meminta pada pembantunya agar kompak sama seperti ketika menangani kasus COVID-19 dua tahun terakhir.

Dia menyebut di negara lain, inflasi urusan bank sentral seperti Bank Indonesia dengan cara menaikkan suku bunga acuan, dengan begitu uang beredar bisa dikontrol. Tapi teori seperti itu, kata dia, tidak menjamin akan berhasil di situasi saat ini.

Di dalam negeri Jokowi ingin masalah ini ditangani semua pihak dan elemen negara. Dia melihat sejauh ini BI Kemenko Ekonomi, Kementerian Keuangan, dan lembaga lain sudah kompak merespons inflasi tanpa harus intervensi bank sentral pimpinan Perry Warjiyo itu.

"Tapi yang lebih penting adalah bukan rem uang beredar, kita selesaikan di ujung yaitu kenaikan barang dan jasa yang itu menjadi tanggung jawab semua. Caranya? Yang kita takuti sekarang inflasi, bahan pangan yang jadi kontribusi inflasi terbesar Agustus ini. Urusan cabai, bawang merah, telur ayam, tomat, tahu, mi instan, tempe, dan beras. Hati-hati barang ini. Cek harian!" kata dia.

Terkait krisi pangan, Jokowi menyebutkan ada belasan ribu orang di seluruh dunia meninggal karena kelaparan. “Bayangkan 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan pangan akut dan ini yang betul-betul mengenaskan 19.700 ribu orang setiap hari meninggal karena kelaparan,” beber Jokowi.

Meski demikian, menurut Jokowi Indonesia patut bersyukur. Agustus lalu Indonesia mendapatkan sertifikat pengakuan terkait swasembada beras sejak 2019. Jokowi menyebut Indonesia dianggap memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dari International Rice Institute yang didampingi The Food and Agriculture Organization (FAO). Menurutnya, kenaikan harga BBM di Indonesia masih jauh di bawah harga di sejumlah negara.

Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik di Berbagai Destinasi Pariwisata

“Krisis pangan, krisis energi, kita baru sesuaikan harga BBM tapi coba bandingkan dengan negara-negara lain harga sampai 30 ribu, 24 ribu, gas bisa naik sampai 500 persen, kondisi-kondisi seperti ini yang harus kita tahu,” tegas Jokowi.

“Tetapi, jangan senang dulu karena dunia penuh ketikdapastian,” katanya. (tribun network/fik/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini