Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Kepala ekonom Dana Moneter Internasional (IMF) Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan pertarungan bank sentral melawan inflasi mungkin membutuhkan waktu dua tahun lagi.
Dikutip dari Reuters, Rabu (12/10/2022) Gourinchas mengatakan bahwa tekanan inflasi "inti" yang luas di luar harga energi dan makanan akan membutuhkan waktu untuk mencapai target bank sentral sekitar 2 persen.
"Proyeksi kami adalah ini akan mulai turun, tetapi kami tidak akan kembali ke target bank sentral pada 2023," kata Gourinchas tentang inflasi.
Baca juga: Invasi dan Perluasan Pasar Berlanjut, Produsen Springbed Berani Terjang Ancaman Inflasi
"Kami akan lebih dekat dengan itu pada 2024,” imbuhnya.
Sementara itu, Gourinchas juga mengatakan bahwa pengangguran akan meningkat dan standar hidup bagi banyak orang di dunia kemungkinan akan memburuk, serta beberapa orang akan kesulitan mencari pekerjaan.
Pada Selasa (11/10), Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023 ke level lemah yang akan "terasa seperti resesi" bagi banyak orang dan memperingatkan bahwa risiko pasar keuangan yang tidak teratur meningkat.
"Kita masih akan mengalami inflasi dan ekonomi akan mulai melambat sehingga orang akan merasa bahwa ini bukan tempat yang menyenangkan," kata Gourinchas.
Di samping itu, Gourinchas juga mengatakan bahwa IMF memproyeksikan tingkat pengangguran akan naik dari 3,5 persen menjadi 5,5 persen selama dua tahun ke depan, yang didorong oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi pada 2023.