TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan emiten baru dari industri telko, yakni PT Techno9 Indonesia Tbk.
Perusahaan penyedia layanan one stop IT solution ini akan melepas 20.03 persen sahamnya ke publik melalui skema initial public offering atau IPO di akhir 2022 ini.
CEO PT Techno9 Indonesia Tbk. Heddy Kandou dalam paparan kepada media Rabu, Oktober 2022 mengatakan, perseroan sudah mendapat izin prinsip dari regulator dan sedang menunggu izin untuk melakukan listing dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan akan direalisasikan pada kuartal IV/2022.
Harga saham yang ditawarkan akan berkisar di rentang Rp 70 sampai Rp 90 per lembar dengan penjamin emisi PT Victoria Sekuritas.
Baca juga: 10 Emiten Pencetak Cuan Tertinggi bagi Investor Pasar Modal
"Kami menjadi salah satu perusahaan dari sektor Technology yang akan melantai di BEI dan turut menyumbang jumlah perusahaan yang IPO pada tahun 2022 yang disebutkan memecahkan rekor tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Heddy Kandou.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 7 Oktober 2022, terdapat 44 perusahaan yang telah melakukan IPO dan ada 38 perusahaan yang sudah masuk ke dalam pipeline yang bersiap IPO pada tahun 2022.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso pada ajang Investor Daily Summit 2022 menyebutkan di tahun 2022 ini jumlah perusahaan yang melakukan IPO akan mencapai rekor.
Heddy menjelaskan, sebanyak 20,03 persen saham yang akan dilepas ke publik setara dengan 432 juta lembar saham dan dana segar yang diharapkan bisa didapat dari publik diperkirakan mencapai Rp30 miliar sampai Rp 40 miliar.
Heddy optimistis seluruh saham yang dilepas akan diserap seluruhnya oleh publik.
"Kami berharap keputusan IPO imni dapat memberikan manfaat yang kompetitif bagi perseroan untuk terus meningkatkan kualitas layanan yang inovatif serta performa operasional yang lebih baik," ujarnya.
Irwan, Direktur Sales & IT PT Techno9 Indonesia Tbk. menjelaskan, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, sebanyak 52,66 persen dana akan digunakan untuk modal kerja persroan sepertiuntuk pembelian barang, persediaan barang, biaya pelatihan, dan kebutuhan operasional.
Baca juga: Analis Bilang Kenaikan Tarif Ojol Untungkan Emiten Transportasi
Sementara, sekitar 32,09 persen diperuntukkan untuk membuka 19 service point beserta sarana pendukungnya di beberapa wilayah Indonesia seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Service point yang sudah beroperasi untuk melayani klien perseroan saat ini mencapai buah.
Sekitar 15,25 persen dana hasil IPO lainnya akan digunakan untuk pembelian gudang penyimpanan sebagai penunjang operasional perseroan.
“Di tahun 2022 ini perusahaan telah membuka 1 service point di Manado serta sedang dalam tahap pengembangan yaitu layanan berupa aplikasi untuk memberikan kemudahan bagi rumah sakit dan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia yang siap dipasarkan pada tahun 2023," ujar Heddy.