TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) yang telah berlangsung selama lebih dari 2 tahun, tentunya berdampak negatif pada seluruh sektor penopang perekonomian.
Bahkan banyak masyarakat yang harus mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat melesunya perekonomian di masa sulit ini.
Hal ini tentu berdampak pada munculnya banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang lahir akibat efek pandemi.
Tidak sedikit masyarakat yang kini mulai membuka UMKM demi sekadar menyambung hidup hingga mendorong upaya pemberdayaan masyarakat sekitar dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
UMKM yang terlahir di masa pandemi ini pun menawarkan berbagai produk, mulai dari makanan hingga pakaian dan kebutuhan rumah tangga.
Namun bisnis UMKM ini tidak dapat berjalan lancar jika tidak didukung oleh akses pembiayaan yang memadai.
Perlu diketahui, salah satu segmen yang kini menjadi target prioritas dalam upaya peningkatan inklusi keuangan di Indonesia adalah sektor UMKM.
Sektor ini tentu saja harus menjadi sorotan, karena di masa pandemi ini UMKM secara signifikan mampu menyerap tenaga kerja, termasuk mereka yang terkena PHK.
Selain itu, sektor ini diyakini mampu mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digagas pemerintah.
Menurut data yang dimiliki Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, saat ini kelompok wirausaha (entrepreneur) Indonesia didominasi oleh pelaku usaha muda berusia 25 hingga 34 tahun.
Nah, karena memiliki kaitan dengan sektor UMKM, pemerintah pun kini tengah mendorong agar segmen pebisnis muda ini dapat meningkatkan inklusi keuangan hingga mencapai 90 persen pada 2024.
Menariknya, saat ini telah banyak bermunculan akses pembiayaan maupun permodalan usaha yang mumpuni dan resmi.
Baca juga: Pemanfaatan Teknologi Digital Dapat Bantu Akselerasi Bisnis UMKM
Karena anak muda kini mendominasi dunia entrepreneur, maka penting bagi mereka untuk memiliki literasi keuangan yang baik.
Karena saat berbisnis, kemungkinan akan ada kendala permodalan yang dihadapi, sehingga penting untuk memiliki literasi keuangan yang cukup sebelum mengajukan pinjaman modal usaha.