News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kementerian ESDM Catat Potensi Energi Baru Terbarukan Indonesia Capai 3.600 Gigawatt

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana dalam acara Mempercepat Penurunan Emisi, Meraih Devisa secara Virtual, Senin (17/10/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia sebesar 3.600 Gigawatt. Sedangkan, kebutuhan listrik selama 40 tahun kedepan hanya mencapai 700 MW.

Hal itu disampaikan Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana dalam acara Mempercepat Penurunan Emisi, Meraih Devisa secara Virtual, Senin (17/10/2022).

"Kalau potensi EBT kita, ya secara nasional itu kan 3600 sampai 3700 GW. keperluan kita, keperluan Listrik kita di tahun 2060 ya untuk 40 tahun kedepan ini, perlunya kita 700 MW," kata Dadan.

Baca juga: Pengamat: Krisis BBM Saat Ini Perlu Dimanfaatkan Untuk Migrasi ke EBT

"Sehingga kalau ditanya seberapa besar kita bisa ekspor ya kira-kira itu selisihnya kita punya 3.600 GW tapi kita butuhnya sebanyak 700 MW. Tapi angkanya memang tidak bisa dikurangkan langsung, nanti sebetulnya yang kita butuhkan bukan MW tapi satuan listriknya dalam satuan kWh," sambungnya.

Lebih lanjut, Dadan memaparkan, Indonesia disebut mampu mengekspor EBT bahkan ke luar negeri, misalnya ke Singapura.

Bahkan, distribusi ekspor EBT dalam negeri bisa menggunakan kabel di bawah laut melalui titik wilayah pulau terdekat.

"Jadi kalau ditanya seberapa besar ya kita kita punya potensi yang yang besar yang beragam dan juga tersebar jadi kalau kita misalkan menghitungnya untuk Singapura, kan Singapura itu kira-kira bagian yang paling dekat kan nanti dengan pulau Batam," ujar dia.

"Kalau Pulau Batam nanti diposisikan sebagai hab untuk ekspor tenaga listrik listriknya ini bisa dikirim dari manapun juga, bisa dari pulau-pulau sekitar di situ," tambahnya.

Baca juga: Kementerian Investasi Sebut Energi Baru Terbarukan Jadi Syarat Utama Industri Global di Masa Depan

Dadan menegaskan, ekspor EBT ini dilakukan sebagai jangka panjang bagi kedua negara tersebut. Namun, kata dia, melalui ekspor itu dipastikan Singapura mendapat pasokan energi bersih dari tanah air.

"Jadi pikirannya ini kan bukan pikiran untuk dilakukan tahun depan. Saya yakin Singapura juga tidak berpikir untuk tahun depan ini seperti apa itu. Tapi ini proses proses jangka panjang untuk memastikan bahwa Singapura mendapatkan listrik bersih dan handal," tutur dia.

Ekspor EBT Bisa Jadi Solusi Pengembangan Energi Terbarukan

Sementara itu, pengamat sekaligus pendiri Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa menyampaikan, ekspor Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi solusi dalam mengembangkan EBT di Indonesia.

Menurut Fabby, Indonesia belum mampu mengembangkan EBT sekala besar, seiring potensi yang dimiliki di tanah air. Kata dia, pemerintah justru memilih fokus pada pengembangan energi fosil sejak dua dekade terakhir.

Baca juga: Toyota: Transisi Energi Baru Terbarukan Memegang Peranan Penting untuk Capai Netralitas Karbon

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini