News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tips Berinvestasi di Masa Resesi: Tidak Perlu Berspekulasi, Sesuaikan Kebutuhan

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekonom Dradjad H Wibowo di redaksi Tribunnews, Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonomi Indonesia dan dunia akan menghadapi tantangan resesi pada tahun depan. Tanda-tanda ekonomi akan mengalami konstraksi itu mulai terlihat di penghujung tahun ini.

Antara lain ditandai oleh pemutusan hubungan kerja alias PHK di sejumlah perusahaan e-commerce dan startup digital.

Bagi investor, diperlukan kecermatan tinggi untuk berinvestasi tahun depan. Ekonomi Drajad Hari Wibowo menyebutkan, menjelang akhir tahun yang disebut akan terjadi resesi, muncul kembali istilah cash is the king.

Dikutip dari Investopedia, cash is the king merupakan istilah yang menyebut adanya sebuah keyakinan bahwa memegang uang cash (uang tunai) lebih berharga daripada bentuk alat investasi seperti saham atau obligasi.

Drajad mengatakan tak perlu ada kepanikan dengan mengambil dana banyak-banyak dari tabungan di bank. Namun, ia sepakat bila investor harus memiliki cadangan kas.

Dia mengatakan, investor disarankan tidak terpengaruh oleh dorongan melepas aset agar ditukar ke uang tunai.

"Ketika semua orang ingin jual karena faktor psikologis, ya ujung-ujungnya aset akan jatuh karena itu sendiri," kata Drajad ketika ditemui di kantor Tribunnews, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2022).

Baca juga: Pemula Perlu Tahu, Ini 5 Tips Investasi Saham Agar Terus Cuan

Ia menyarankan tidak perlu berspekulasi dalam membeli atau menjual aset. Lebih baik disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

"Kalau memang kebutuhannya harus jual sebagian aset, ya jual. Kalau enggak, ya tahan," ujar mantan anggota DPR RI itu.

Baca juga: Tips Investasi untuk Pemula, Kenali 5 Perbedaan Saham dengan Reksadana

Ia tak menampik akan adanya koreksi pada pasar modal karena dolar Amerika Serikat yang semakin menguat.

Hal itu membuat dana-dana lari ke aset yang berdenominasi dolar. "Tapi, saya tidak melihat koreksi yang bikin bergejolak. Koreksi fluktuasi biasa saja," kata Drajad.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini