Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI - Produsen elektronik Foxconn melaporkan penurunan tajam pendapatan November pada Senin (5/12/2022), setelah perusahaan menghadapi wabah Covid-19 dan aksi protes pekerja di pabrik perakitan iPhone di China.
Melansir dari CNBC, perusahaan yang juga dikenal sebagai Hon Hai Precision Industry Co melaporkan pendapatannya pada bulan lalu mencapai 551,1 miliar dolar Taiwan baru atau sekitar 18,05 miliar dolar AS, turun lebih dari 29 persen dibandingkan pendapatan Oktober dan lebih dari 11 persen lebih rendah daripada pendapatan pada November 2021.
Foxconn mengatakan penurunan pendapatannya disebabkan oleh produksi secara bertahap menurun dan sebagian pengiriman dipengaruhi oleh epidemi Covid-19 di Zhengzhou.
Baca juga: Foxconn Beri Sinyal Pemulihan, Produksi iPhone 14 Pro Akan Kembali Dilanjutkan
Zhengzhou merupakan sebuah kota di China yang menjadi rumah bagi pabrik perakitan iPhone terbesar di dunia, yang dijalankan oleh Foxconn.
Pada akhir Oktober, pekerja pabrik Zhengzhou dilanda wabah Covid-19 dan Foxconn berjuang untuk mengendalikannya dengan langkah-langkah seperti tes Covid-19 dan mengisolasi karyawan yang terinfeksi, dan secara efektif menutup pabrik.
Banyak pekerja meninggalkan pabrik tidak lama setelah wabah dimulai.
Bulan lalu, pekerja bentrok dengan petugas keamanan di pabrik Zhengzhou dan beberapa pekerja menggunakan media sosial untuk menyampaikan keluhan mereka atas keterlambatan pembayaran bonus .
Foxconn kemudian meminta maaf atas “kesalahan teknis” yang menyebabkan masalah gaji pekerjanya. Untuk menarik pekerja kembali ke pabriknya, Foxconn mengumumkan pemberian bonus kerja baru pada bulan lalu.
Foxconn tidak membahas aksi protes pekerja dalam laporan pendapatan November, dan hanya menyebut wabah Covid-19 yang muncul telah memberikan andil besar dalam penurunan pendapatan tersebut.
Baca juga: Apple Hadapi Krisis Pasokan, Produsen iPhone Foxconn Rayu Pekerja yang Keluar di China Kembali Kerja
“Saat ini, situasi epidemi secara keseluruhan telah dikendalikan dengan November sebagai periode yang paling terpengaruh oleh epidemi,” kata perusahaan itu.
“Selain merelokasi kapasitas produksi dari berbagai pabrik, kami juga mulai merekrut karyawan baru, dan secara bertahap menuju pemulihan kapasitas produksi menjadi normal. Prospek untuk kuartal keempat diharapkan kira-kira sejalan dengan konsensus pasar,” sambungnya.
Investor sekarang akan mengawasi dampak penurunan pendapatan Foxconn pada saham raksasa teknologi Apple, mengingat ketergantungannya pada pabrik Zhengzhou untuk memproduksi iPhone.
Analis di firma perbankan investasi Evercore ISI mengatakan masalah yang terjadi di pabrik Foxconn dapat memengaruhi produksi antara 5 juta hingga 8 juta unit iPhone pada kuartal terakhir tahun ini, yang sebagian besar adalah jajaran smartphone kelas atas Apple.
Hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap pendapatan Apple sebesar 5 miliar dolar AS hingga 8 miliar dolar AS, tambah analis di Evercore ISI.