Meski berpotensi menggerus laba, tapi TLKM masih bergeming. Vice President Corporate Communications Telkomsel, Saki Hamsat Bramono, menekankan bahwa setelah GOTO menjadi perusahaan publik pergerakan nilai saham yang fluktuatif merupakan hal wajar.
Dampaknya bisa saja berjalan dalam jangka pendek. Sehingga tetap memiliki peluang untuk tumbuh sesuai dengan konsistensi pengembangan bisnis GOTO, terutama di sektor digital secara jangka panjang.
"Kami meyakini kolaborasi dari synergy value yang telah terbangun antara Telkomsel bersama Gojek telah memperkuat ekonomi digital nasional secara berkelanjutan," ujar Saki kepada Kontan.co.id, Rabu (7/12).
Sekadar mengingatkan, melalui anak usahanya yakni PT Telkomsel, TLKM memborong 23,7 miliar lembar saham GOTO senilai US$ 450 juta atau setara Rp 6,4 triliun berdasarkan kurs rupiah saat itu.
Transaksi dilakukan pada 18 Mei 2021. Saki bilang, aksi korporasi itu merupakan strategic investment Telkomsel kepada GoTo.
Baca juga: IHSG Ditutup ke Zona Merah, Saham GOTO Teratas di Jajaran Top Losers, Turun 6,82 Persen
Langkah ini dimaksudkan membuka peluang pengembangan bisnis untuk menghadirkan potensi new revenue generator beyond connectivity.
Sementara itu, Head of Investor Relations ASII, Tira Ardianti enggan mengomentari secara langsung mengenai investasi ASII di GOTO.
"Yang terjadi di pasar saham hari ini kan bukan hanya disebabkan oleh single factor," kata Tira.
Tira menegaskan, dalam strategi investasi, Grup Astra tidak mendasarkan keputusan bisnisnya secara terburu-buru.
Dia memastikan, setiap investasi bisnis Grup Astra akan dievaluasi dari waktu ke waktu secara hati-hati mempertimbangkan kepentingan seluruh stakeholders. Sejauh ini, belum ada aksi korporasi yang akan dilakukan ASII.
"Kami akan taat pada aturan yang berlaku. Jadi kalau ada rencana aksi korporasi, akan disampaikan sesuai aturan. Saat ini belum ada update," tandas Tira.
Berbeda dari TLKM dan ASII, Nico melihat amblesnya GOTO tak berdampak signifikan pada penurunan saham emiten yang ikut dimiliki GOTO.
Baca juga: Saham GOTO Longsor 65 Persen, Berikut Analisis Pengusaha Peter Gontha
Meliputi BIRD, ARTO, dan MPPA. Dengan kata lain, tren turun ketiga saham itu lebih didorong oleh kinerja dan faktor teknikal masing-masing saham.
Secara teknikal, ketiga saham itu berada dalam downtrend yang ditunjukkan oleh indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) dan Parabolic SAR.