Pasalnya, tahu tempe sudah sejak Senin (5/12/2022) tidak disuplai oleh para perajin.
Baca juga: APPSI Sambut Rencana Harga Kedelai Turun Bulan Desember: Kabar Baik Bagi Pedagang Tahu dan Tempe
Kepala Pasar Pademangan Timur, Sutopo mengungkapkan, hilangnya tahu dan tempe disebabkan para produsen berhenti produksi.
"Baru dua hari nggak ada tahu tempe," kata Sutopo saat ditemui di Kantor Pengelola Pasar Pademangan Timur mengutip Warta Kota.
"Masalah tempe tahu juga sampai hari ini pedagang kita belum dagang Pak karena harga kedelai yang mungkin mahal jadi saat ini mereka belum dagang," sambungnya.
Selain hilangnya komoditas tahu dan tempe, sejumlah kebutuhan pokok juga alami kenaikan jelang natal dan tahun baru.
"Sebelum Natal juga sebenarnya sudah ada kenaikan, setiap hari kita mendata sembako," ungkapnya.
Kondisi serupa ada di Pasar Modern Graha Raya, Kota Tangsel, tahu tempe langka.
Kalau pun ada itu adalah sisa produksi yang belum habis milik pedagang.
"Perajin mogok produksi, habis kedelai mahal, tak kuat harganya jika dinaikkan," ujar Asep, pedagang tahu tempe.
Kenaikan Hingga 100 Persen
Seorang pedagang sayur, Gidion (42) mengaku, kenaikan harga kebutuhan pokok berkisar 25-100 persen sesuai dengan jenis dan ketersediaannya.
Menurut Gidion, harga tomat dari awalnya Rp 10 ribu per kilogram kini mencapai Rp 20 ribu dengan kenaikan hingga 100 persen.
Baca juga: Mendag: Produksi Beras Nasional Kian Langka Jadi Alasan Impor Beras 500 Ribu Ton
"Ada kalau tomat hampir 100 persen, dari harga Rp 10 ribu sekarang jadi Rp 20 ribu," kata Dion saat ditemui di Pasar Pademangan Timur pada Rabu (7/12/2022).
"Kalau rawit juga sama ada sekitar 25 persen kenaikan, dari harga Rp 40 ribu sekarang ke Rp 50 ribuan. Kalau bawang sekarang masih standar minggu ini masih standar," sambungnya.