Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Perlambatan ekonomi akibat lonjakan inflasi yang disebabkan kenaikan harga pangan dan energi pasar global, perlahan telah mendorong penurunan tajam dalam pendapatan perbankan investasi, salah satunya Morgan Stanley.
Pelemahan ekonomi yang berkepanjangan tak hanya membuat aktivitas jual beli pasar global menyusut, namun belakangan juga membuat sejumlah bank – bank global mengalami kemunduran hingga terpaksa memangkas ribuan karyawan.
Morgan Stanley menjadi satu dari sekian perusahaan perbankan investasi terbaru yang mengungkapkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan memangkas sekitar 2 persen atau sekitar 1.600 staff dari total tenaga kerjanya.
“Beberapa orang akan dilepaskan. Di sebagian besar bisnis, itulah yang Anda lakukan setelah bertahun-tahun berkembang.” ujar CEO Morgan Stanley, James Gorman.
Baca juga: Direktur GoTo Ungkap Alasan Melakukan PHK Terhadap 1.300 Karyawan
Sebelum melakukan pemecatan Gorman pada pekan lalu telah memberikan isyarat kepada stafnya terkait adanya pemecatan massal yang akan dilakukan perusahaan Morgan Stanley di seluruh dunia.
Ini lantaran biaya penggalangan serta pengambilalihan dana perusahaan telah anjlok sekitar 50 persen di sepanjang tahun ini.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan perusahaan yang berbasis di New York ini dengan menargerkan sejumlah divisi di antaranya manajemen kekayaannya, operasi perdagangan, penasihat tingkat atas, serta penasihat keuangan, seperti yang dikutip dari CNBC International.
Pemecatan yang dilaksanakan Morgan Stanley menambah daftar panjang aksi PHK yang terjadi di industri investasi dan perbankan global, berikut sejumlah perbankan global yang telah memberlakukan aturan pemangkasan.
Credit Suisse
Pada awal September lalu, Bank investasi terbesar kedua di Swiss Credit Suisse diketahui telah memangkas 5.000 karyawannya, sebagai akibat dari pengetatan suku bunga bank sentral di sejumlah belahan negara.
Tekanan inilah yang membuat Credit Suisse dihantam berbagai skandal negatif mulai dari isu kenaikan biaya litigasi, sampai isu amblesnya volatilitas pasar keuangan Credit Suisse .
Pemangkasan tersebut sengaja dilakukan untuk menekan pembengkakan pengeluaran, mengingat bank yang berbasis di Zurich ini mengalami krisis pemasukan secara berkepanjangan hingga membuat layanan perbankan mengalami kemunduran dan membukukan kerugian sebanyak 1,59 miliar franc Swis selama kuartal kedua 2022.
Barclays