Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Potensi resesi ekonomi global pada tahun depan akan menjadi ancaman bagi ekonomi dan pasar modal Indonesia.
Hal itu diungkapkan Ketua Pelaksana Economic and Market Outlook Capital 2023 Haryajid Ramelan dalam seminar, yang ditulis Sabtu (10/12/2022).
"Karenanya seminar ini dilaksanakan dalam upaya mencari solusi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan dunia pasar modal nasional. Diharapkan dalam seminar ini dapat diperoleh rangkuman, analisa, gambaran kondisi industri, perekonomian dan pasar modal global serta dampaknya terhadap ekonomi dan pasar modal nasional di tahun 2023," kata Haryajid.
Baca juga: Ada Ancaman Resesi di Depan Mata, Industri Asuransi Siapkan Imbal Hasil dalam Dolar AS
Haryajid berharap kegiatan ini dapat membawa optimisme baru bagi investor pasar modal di tengah isu perekonomian dan pasar modal yang akan lesu pada 2023.
“Dengan adanya acara ini kami berharap pasar modal Indonesia akan tetap tumbuh di tengah tekanan resesi dunia,” tutur Haryajid.
Dalam materi paparan seminar Economic and Market Outlook Capital 2023, Senior Econom Bank Mandiri Faisal Rachman, Senior Econom, mengingatkan akan adanya risiko dari ekonomi global dan domestik.
"Faktor dominan global selain tingkat bunga federal reserve yang masih akan tinggi, juga resesi di beberapa negara, termasuk di China yang akan alami perlambatan ekonomi, serta perang dan juga harga komoditi yang tinggi," ujar Faisal.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk M. Agus Setiawan menyampaikan, investasi jalan tol merupakan investasi jangka panjang dengan masa payback period sekitar 15 sampai 35 tahun.
Sementara pada awal investasi dan beroperasi, kata Agus, sudah dipastikan akan terjadi deficit cash flow hingga lebih dari 10 tahun.
"Hingga kini PT Jasa Marga memiliki 35 konsesi jalan tol dengan total panjang jalan 1.809 km," ucapnya.