Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Nanang Abdul Manaf mengapresiasi upaya PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menjaga dan menahan laju penurunan alamiah (decline rate).
"Saya bermaksud memastikan proses lifting akhir tahun 2022 di PHM karena saya mendapati data achievement yang bagus, diantaranya pengelolaan gas dengan optimum, dimana inovasi tersebut mampu menambah produksi 1.000 barel per hari dan memberikan nilai produktifitas dan revenue," ujar Nanang saat meninjau fasilitas operasi PHM di Rig Raisis dan North Processing Unit (NPU), Sabtu (31/12/2022).
Menurut Nanang, PHM telah menerapkan pengelolaan lingkungan melalui air terproduksi yang dikembalikan ke alam dan telah melewati baku mutu.
"Saya juga memberikan apresiasi atas upaya selama 8 tahun zero LTI (Lost Time Incident) kehilangan waktu tanpa kecelakaan kerja, dimana safety golden rules, Corporate Life Saving Rules (CLSR) semua diterapkan dan diikuti oleh seluruh pekerja sehingga dapat bekerja secara aman," tutur dia.
Dari sisi inovasi, PHM membuat kegiatan pengeboran menjadi semakin efisien dan efektif dengan teknik shallow water dari semula 17 hari menjadi 2 hari.
Hal tersebut membuat biaya pemboran menjadi lebih ekonomis, yang semula mencapai 15 Juta Dollar menjadi 2 Juta dolar.
Baca juga: Kekurangan Pembayaran DBH Migas Kabupaten Meranti Dibayar Setelah Audit Kemenkeu
"Tahun 2023 tantangannya semakin berat, decline rate mencapai 50 persen, kalau tidak melakukan aktifitas apapun maka pasti turun. Tapi saya melihat PHM tidak diam, mereka melakukan beragam upaya, seperti well intervention, work over, reperforasi sumur dan reaktifasi sumur," ungkapnya.