News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

SKK Migas: Lifting Migas Akhir Tahun 2022 di Lapangan Senipah Kaltim Berjalan Optimal

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan optimalisasi lifting migas akhir tahun di Lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS) di Kalimantan Timur, Sabtu (31/12/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan lifting migas akhir tahun di Lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS) dilakukan secara optimal.

Untuk diketahui, Senipah Peciko South Mahakam (SPS) adalah milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang merupakan bagian dari Pertamina Subholding Upstream Regional Kalimantan.

Baca juga: Pengembangan Proyek Pipa Gas Senipah-Balikpapan Jamin Pasokan ke Kilang Pertamina

Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf mengatakan, sepanjang tahun 2022 terminal Senipah telah melakukan 26 kali pengapalan minyak dengan rata-rata 2-3 kali per bulan.

Kata dia, peranan migas diprediksi semakin dibutuhkan di tengah proses transisi energi yang saat ini tengah berlangsung.

Baca juga: TPAS Manggar Balikpapan Sulap Sampah Jadi Gas Methane

"Migas akan terus semakin dibutuhkan karena peranannya tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai modal pembangunan sebagai bahan baku berbagai industri seperti petrokomia, pupuk dan lainnya," kata Nanang kepada wartawan, di Kalimantan Timur, Sabtu (31/12/2022).

Nanang berujar, saat ini berbagai tantangan kerap menyelimuti, terlebih era easy oil sudah tidak berlaku. Untuk itu, lanjut Nanang, seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dihimbau untuk meningkatkan eksplorasi sebagai wujud tabungan agar dapat dikomersialisasi beberapa waktu ke depan.

"Saya harap agar KKKS fokus kepada aspek operasi. Kami siap mendukung KKKS dalam pemenuhan target pada tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD)," terangnya.

Disisi lain, General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam, Raam Krisna mengatakan PHM berusaha untuk terus menerapkan berbagai inovasi dan teknologi guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas yang ada.

"Kami terus berupaya menahan laju penurunan produksi alamiah dengan menerapkan praktik-praktik engineering terbaik dalam operasi produksi, drilling, well intervention atau well connection, maintenance atau inspection works didukung dengan implementasi SUPREME dalam memelihara dan meningkatkan kehandalan fasilitas operasi dan produksi PHM," ujar Krisna.

Krisna memaparkan, pada 28 Desember 2022, tercatat capaian rata-rata produksi PHM untuk gas mencapai 520 MMscfd dan produksi minyak mencapai 24,961 BOPD. Hal ini membuktikan PHM telah mencapai 97 persen produksi gas dan 99 persen produksi minyak dari target WP&B yang telah disepakati bersama antara SKK Migas dan PHM.

"Ini semua tentunya merupakan hasil kerja keras dari seluruh Perwira PHM dan juga hasil dari kolaborasi yang sangat baik dengan semua stakeholder, khususnya dengan Pemerintah baik yang berada di Pusat maupun dengan Daerah, SKK Migas Pusat dan Perwakilan KalSul, maupun dengan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sebagai induk perusahaan kami," terangnya.

Terakhir, Krisna memaparkan, pemberian insentif dari pemerintah Indonesia di awal tahun 2021 telah membuka peluang bagi PHM untuk melanjutkan program kerja pengembangan WK Mahakam secara lebih ekstensif termasuk program eksplorasi sumur baru.

"Kami berhasil merealisasi sumur tajak pada tahun 2022 yaitu sebanyak 96 development well dan 1 sumur eksplorasi. Hal ini tentu saja wujud nyata upaya PHM untuk menahan laju penurunan produksi dan mendukung pencapaian target produksi migas nasional," imbuh Krisna.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini