IJN, lanjut Dr Aizai Azan, berhasil menangani berbagai kasus yang kompleks, termasuk rekonstruksi pembuluh darah dan angioplasti yang gagal.
Keberhasilan tersebut menarik perhatian para pelancong perawatan kesehatan dari berbagai negara, yang sebagian besar datang berobat untuk kasus kardiologi intervensional. Kebanyakan pasien menderita sumbatan total kronis (CTO), yang biasanya ditangani dengan operasi bypass (jalur pintas).
"Namun, berkat kehadiran teknologi dan kecakapan baru, PHKL dapat menawarkan angioplasti sebagai alternatif,” tutur Dr. Muhammad Imran bin Abdul Hafidz, ahli kardiologi di PHKL.
Dr. Eng Ji Bah, Ahli Bedah Kardiotorasik Kdari Island Hospital di Penang, merupakan salah satu dari sekian ahli bedah di dunia yang bisa melakukan operasi bypass koroner minimal invasif.
Baca juga: Garuda dan RS Kanker Dharmais Tawarkan Wisata Medis di Indonesia
Dia menjelaskan, prosedur operasi bypass yang dilakukan hanya berupa sayatan kecil sehingga tidak banyak menimbulkan trauma dan nyeri pada pasien. Pasien juga sering tidak memerlukan ventilator dalam waktu lama.
"Sementara itu, untuk kasus-kasus yang ringan, pasien bisa langsung berjalan-jalan pada hari kedua karena tulang dada tidak dipotong sehingga sangat mempercepat pemulihan,” terangnya.
Sementara, CVSKL sejak 2018 hingga 2020 berhasil meraih 97,8 persen angka keberhasilan untuk intervensi koroner perkutan jika dibandingkan dengan 96,3 persen capaian yang tercatat dalam catatan National Cardiovascular Disease Data (2015-2016).
“Capaian angka ini sangat bagus mengingat kasus-kasus berat yang kami tangani. Kasus-kasus berat ini meliputi pasien berisiko tinggi dan membutuhkan prosedur teknis yang sangat rumit, misalnya ada lesi kalsifikasi," ungkap Datuk Dr. Rosli Mohd Ali, seorang ahli Kardiologi di CVSKL.