TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS), Retno Tanding, membahas mengenai kemungkinan kondisi perekonomian Indonesia di tengah tahun politik 2023 ini.
Retno mengatakan, setiap masuk pada tahun politik, ekonomi di Indonesia menjadi tertopang.
"Jadi, kalau kita melihat tahun-tahun sebelumnya, saya kira polanya juga tidak terlalu berbeda dengan Pemilu tahun 2024 yang akan datang," kata Retno dalam acara Panggung Demokrasi Tribunnews.com, Rabu (11/1/2023).
Kendati demikian, Retno memprediksi ekonomi Indonesia tidak terlalu cerah.
Hal ini berdasarkan pada outlook ekonomi secara nasional maupun global.
Indonesia saat ini dihantui dengan bayang-bayang resesi global yang akan terjadi.
Baca juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani Klaim Kinerja Ekonomi Indonesia Baik-baik Saja di Saat Dunia Kacau
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sekitar 4,5 persen hingga 5,3 persen di tahun 2023 ini.
Jika melihat secara global, saat ini sudah ada negara-negara yang mengalami inflasi dan kondisinya sangat mengkhawatirkan, seperti Turki dan Brasil.
Selain itu, Bank Federal Amerika juga sudah mulai meningkatkan suku bunga.
"Nah, peningkatan suku bunga ini bisa menjadi pintu masuk resesi sebenarnya," ungkap Retno.
Hal yang Perlu Disiapkan untuk Perekonomian Indonesia Mendatang
Terkait persiapan yang bisa dilakukan Indonesia soal perekonomian di masa mendatang, Rento menilai salah satu yang harus dijaga adalah pola konsumsi masyarakat Indonesia.
Lantaran jika pola konsumsinya menurun, maka artinya ada demand yang menurun terhadap produk-produk perusahaan.
Hal itu, kata Retno, akan berimbas pada turunnya produksi dan pengurangan pegawai yang dapat berimbas pada penurunan daya beli masyarakat.