Selama lebih dari satu dekade, PMI telah berinvestasi lebih dari 9 miliar dolar AS dalam pengembangan dan perkenalan produk tembakau bebas asap.
Pengembangan ini melibatkan lebih dari 980 ilmuwan, insinyur, teknisi, dan staf pendukung, termasuk dari Indonesia.
Satu dari sekian produk tersebut adalah perangkat pemanas tembakau bernama IQOS.
“IQOS menggunakan perangkat elektronik untuk memanaskan tembakau, dan bukan membakarnya. Proses pemanasan berlangsung maksimal 350 derajat Celsius. Oleh karena itu, tidak ada api, abu,
maupun asap,” katanya.
Vassilis mengklaim teknologi IQOS dapat mengurangi paparan zat berbahaya atau berpotensi berbahaya hingga 95 persen lebih rendah dibanding asap rokok.
Baca juga: Wakil Ketua Umum Partai Garuda Nilai Larangan Jual Rokok Ketengan Berdasar Fakta di Lapangan
Meski demikian, Ia menyebut produk bebas asap tidak terhindar dari risiko.
"Hanya ditujukan bagi perokok dewasa yang memutuskan terus menggunakan produk tembakau atau produk nikotin lainnya," kata Vassilis.
Di Indonesia, IQOS telah diperkenalkan melalui skema uji pasar terbatas sejak 2019.
Sekarang, IQOS telah tersedia di Jakarta, Surabaya, Denpasar, Bandung, Medan, Pekanbaru, Palembang, Makassar, Balikpapan, Samarinda, dan lainnya.
“Berdasarkan hasil riset ilmiah PMI dan lembaga independen, beralih sepenuhnya ke IQOS mengurangi bahaya dibandingkan dengan terus merokok,” ujar Vassilis.