Hal tersebut akan bisa dicapai jika pihaknya memiliki tenaga pemasar yang customer centric, dan bisa memenuhi kebutuhan asuransi masyarakat akan produk asuransi dari brand manapun. "Target pendapatan premi kita di 2023 tumbuh 2 kali lipat, karena kita ingin tumbuh sustainable," ungkapnya.
Sugeng menambahkan, Qoala Plus akan fokus membantu masyarakat mendapatkan produk asuransi karena penetrasi asuransi di Indonesia masih di bawah 3 persen.
"Ada 34 produk yang kita pasarkan melalui tenaga pemasar di 20 kota. Kita menjadi insurance provider dan akan tambahkan dari sisi produk dan layanan untuk memudahkan masyarakat yang membutuhkan asuransi.
Kita juga mulai kembangkan proteksi tambahan untuk nasabah di luar polis asuransi yang sudah mereka ambil," ungkap Sugeng.
Untuk meningkatkan kemampuan tenaga pemasar, tahun ini perusahaannya akan menjalankan beberapa program strategis, antara lain sesi onboarding mingguan untuk para tenaga pemasar baru dan juga workshops bulanan (kopdar dan level up) dan program triwulanan berupa masterclass.
Saat ini Qoala Plus menjadi satu satunya insurtech di Indonesia yang telah mendapatkan izin cetak dari perusahaan asuransi secara langsung untuk lebih dari 10 perusahaan asuransi rekanan.
Selain beroperasi di Indonesia, startup insurtech Qoala Group juga beroperasi di Vietnam, Thailand dan Malaysia.