Secara teknikal, indikator Stochastic IHSG sudah berada di area jenuh beli sehingga potensi penguatan cenderung terbatas. Alrich memperkirakan, support IHSG saat ini berada di level 6.760 dengan resistance di 6.930.
Baca juga: Awal Perdagangan Hari Ini, IHSG Bergerak di Zona Hijau, Saham Bukalapak Pimpin Top Gainers
Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, kenaikan IHSG didorong oleh masuknya investor asing ke pasar saham Indonesia setelah net sell dalam beberapa pekan terakhir.
Sepanjang pekan ini, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 310,44 miliar di seluruh pasar.
Faktor pendorong lainnya berasal dari kenaikan harga beberapa komoditas seperti minyak mentah, nikel, dan emas.
Investor juga menantikan pembagian dividen dari emiten sektor energi.
Baca juga: Rupiah Menguat Terbesar Sejak 2020 Saat IHSG Jeblok Pekan Ini
"Adanya sinyal dari Bank Indonesia yang tidak lagi akan menaikkan suku bunga setelah kemarin mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin seiring tren penurunan angka inflasi juga menjadi pendorong kenaikan IHSG," kata Mino saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (20/1).
Sejalan dengan sentimen-sentimen di atas, ada tiga sektor saham yang mencatatkan kenaikan signifikan dalam sepekan. Sebut saja sektor energi dengan kenaikan 5,1%, sektor perindustrian 4,8%, dan sektor keuangan 2,8%.
Untuk pekan depan, Mino memprediksi IHSG akan lanjut menguat. Sentimen pendorongnya berasal dari peluang berlanjutnya aksi beli investor asing dan ekspektasi pembagian dividen dari emiten sektor energi.
"Harga komoditas mineral logam juga berpotensi menguat seiring sentimen reopening ekonomi China," ucap Mino.
Perusahaan-perusahaan di bursa saham Amerika Serikat juga akan mulai merilis laporan keuangan tahun 2022. Perkiraan support IHSG pekan depan berada di level 6.725 dengan resistance di 7.050. (Kontan)