Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suku bunga kredit bukan faktor utama yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kredit karena hal tersebut tergantung strategi perbankan mengatur suku bunga untuk mendorong permintaan kredit atau lainnya.
"Apakah tujuan yang lain? tapi yang jelas kalau mendorong permintaan kredit, mendorong pertumbuhan kredit, ternyata suku bunga murah bukan faktor penentu pertumbuhan penyaluran kredit di UMKM ya. Kalau di korporasi lain, di UMKM itu," ujar Direktur Utama BRI Sunarso di acara BRI Microfinance Outlook 2023: Financial Inclusion and ESG: The Road to Equitable Economic Prosperity, Kamis (26/1/2023).
Dia menjelaskan, berdasar hasil riset perusahaan dalam model kredit total, ditemukan bahwa pertumbuhan ekonomi dan kondisi likuiditas justru memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan kredit dibanding penetapan suku bunga murah.
Sementara dari model kredit menurut segmen, ditemukan bahwa variabel yang paling sensitif dengan elastisitas paling tinggi adalah pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.
"Jadi, kalau mau menumbuhkan ekonomi, tumbuhkanlah kredit, kredit akan tumbuh kalau konsumsi rumah tangga tumbuh dan daya beli masyarakat menguat. Itu kesimpulannya, disampaikan saja ini hasil riset kok, kalau nanti ada yang bantah ya silakan wong ini hasil riset sendiri," kata Sunarso.
Baca juga: Presiden Minta Kredit UMKM Ditingkatkan hingga 30 Persen
Karena itu, jika ada yang tidak sependapat bahwa suku bunga kredit mesti dimurahkan agar pertumbuhan kredit naik signifikan, dipersilakan.
Baca juga: BI: Kredit UMKM Tumbuh 2,35 Persen saat Sektor Lain Negatif
"Operate cost bisa kita tekan dengan efisiensi-efisiensi melalui proses kredit secara digital, approval proses, underwriting proses secara digital, itu akan memurahkan operate cost dan itu memang memurahkan bunga kredit," pungkasnya.