News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Resesi Ekonomi

Ekonomi Jerman Menyusut pada Kuartal IV 2022, Sinyal Resesi Makin Kuat

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Ekonomi Jerman secara tidak terduga menyusut pada kuartal keempat tahun 2022, sehingga menambah kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar di Eropa mungkin memasuki resesi seperti yang diprediksi banyak orang akibat dampak dari perang di Ukraina.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Ekonomi Jerman secara tidak terduga menyusut pada kuartal keempat tahun 2022, sehingga menambah kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar di Eropa mungkin memasuki resesi seperti yang diprediksi banyak orang akibat dampak dari perang di Ukraina.

Dikutip dari Reuters, data dari Kantor Statistik Federal Jerman yang terbit hari ini, Senin (30/1/2023), menunjukkan produk domestik bruto (PDB) turun 0,2 persen pada kuartal keempat 2022.

Sedangkan menurut jajak pendapat para analis yang dilakukan Reuters memperkirakan ekonomi Jerman akan stagnan.

Pada kuartal sebelumnya, ekonomi Jerman tumbuh sedikit dengan revisi naik sebesar 0,5 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq).

Baca juga: Ada Ancaman Resesi Ekonomi, Pengusaha Waspadai Kenaikan Suku Bunga Acuan

Penurunan pada kuartal keempat 2022 berarti resesi di Jerman menjadi lebih mungkin terjadi, karena banyak ahli memperkirakan ekonomi negara itu juga akan menyusut pada kuartal pertama 2023. Resesi umumnya didefinisikan sebagai kontraksi pada dua kuartal berturut-turut.

Kementerian Ekonomi Jerman mengatakan bahwa kondisi ekonomi di negara itu diperkirakan akan membaik mulai musim semi dan seterusnya.

Pemerintah Jerman pada minggu lalu merevisi proyeksi ekonominya untuk 2023 dan memperkirakan pertumbuhan PDB dapat mencapai 0,2 persen, naik dari perkiraan penurunan 0,4 persen pada musim gugur.

Sementara itu, sebuah studi yang dilakukan German Economic Institute (IW) menunjukkan bahwa perekonomian Jerman diperkirakan akan kehilangan 175 miliar euro.

Melansir dari Tribunnews, ini setara dengan 190 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau 4,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023.

Hal itu disebabkan karena konsekuensi dari konflik antara Rusia dan Ukraina.

Data baru IW menghitung kerugian yang dapat diperkirakan paling cepat terjadi pada tahun 2023.

Menurut perhitungan tersebut, biaya perang di Ukraina dan semua ancaman ekonomi terkait akan berjumlah sekitar 175 miliar euro.

“Disesuaikan dengan perubahan harga, menyumbang sekitar 4,5 persen dari PDB," bunyi laporan itu.

Menurut penelitian tersebut, kerugian ekonomi Jerman akibat konflik Ukraina dan pandemi virus corona (Covid-19) akan mencapai total 595 miliar euro, dibandingkan dengan situasi tanpa konflik di Ukraina dan tidak ada kenaikan harga energi.

Di antara faktor utama, penelitian tersebut mencantumkan pengamanan pasokan energi, harga gas dan listrik yang tinggi dan menurunnya permintaan konsumen.

"Situasi luar biasa ini akan menjadi tantangan bagi kami dalam beberapa bulan mendatang dan akan menjadi beban bagi kemakmuran," kata Pakar IW, Michael Groemling dalam pernyataan tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini