Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Salah satu maskapai regional terbesar di Eropa, Flybe, resmi menghentikan penjualan tiket penerbangan dan membatalkan semua penerbangannya ke berbagai jurusan karena kondisi keuangan perusahaan yang semakin parah.
Ada indikasi kuat, maskapai penerbangan berbasis di Inggris tersebut sedang di ambang kebangkrutan.
Di situs resminya, Flybe telah memasukkkan dokumen permohonan perlindungan diri kebangkrutan ke otoritas di Inggris.
"Flybe telah menghentikan perdagangan dan semua penerbangan dari dan ke Inggris yang dioperasikan oleh Flybe telah dibatalkan dan tidak akan dijadwal ulang. Jika Anda dijadwalkan terbang menggunakan Flybe hari ini atau di masa mendatang, harap tidak menuju bandara kecuali Anda sudah mengatur penerbangan alternatif dengan maskapai lain," sebut Flybe dalama pernyataan resminya di website perusahaan.
Sayangnya, Flybe tidak membantu pelanggannya yang kecele mencari penerbangan alternatif.
Dikutip dari Russia Today, Senin (30/1/2023), berkantor pusat di Birmingham, Flybe telah menjadi maskapai penerbangan regional terbesar di Eropa sebelum pandemi virus corona (Covid-19).
Flybe mengangkut sekitar 8 juta penumpang per tahun melalui 81 bandara di seluruh Inggris dan Eropa.
Flybe kali pertama didorong ke administrasi pada Maret 2020, saat pasar perjalanan dilanda aturan pembatasan akibat pandemi.
Perusahaan sempat kembali beroperasi dalam skala lebih kecil pada April 2022, setelah bisnis dan asetnya dibeli oleh Thyme Opco, entitas yang terkait dengan hedge fund Amerika Serikat (AS) Cyrus Capital.
Baca juga: Merpati Airlines Pailit, Ini Kilas Balik Perjalanan Panjang Maskapai Pelat Merah Ini
Namun, Flybe gagal membangun kembali bisnisnya di tengah dampak pandemi yang masih ada pada industri penerbangan dan persaingan dari operator berbiaya rendah yang lebih mapan.
Pengadilan Tinggi Inggris telah menunjuk David Pike dan Mike Pink dari firma penasihat keuangan Interpath sebagai administrator bersama Flybe.
Pike mengatakan bahwa perusahaan akan mencari investor baru untuk menyelamatkannya dari kehancuran finansial total.
Baca juga: Diego Mamahit Co-Pilot Sriwijaya Air yang Jatuh Ternyata Anak Mantan Petinggi Bouraq Airlines
Seorang Juru bicara Interpath mengatakan Flybe hanya akan mempertahankan 45 dari 321 karyawannya untuk saat ini.
Ia mencatat, sekitar 75.000 pelanggan Flybe yang memiliki pemesanan di masa mendatang akan terpengaruh oleh pembatalan penerbangan.
Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) Inggris mengumumkan bahwa penumpang Flybe yang tidak dapat lagi menggunakan tiketnya akan ditawarkan diskon untuk penerbangan menggunakan maskapai lain.