Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Kemerosotan mayoritas saham-saham perusahaan milik Adani Group di lantai bursa terus berlanjut dengan tren penurunan tajam pada perdagangan hari ini, Senin (30/1/2023).
Sanggahan yang diberikan konglomerat India terhadap kritik perusahaan riset aset Hindenburg Research gagal menenangkan investor, sehingga mendorong kerugian pasar saham bagi perusahaan selama tiga hari terakhir menjadi 66 miliar dolar AS.
Dikutip dari Reuters, saham perusahaan andalan konglomerat itu, Adani Enterprises, yang menghadapi ujian penting minggu ini dengan penawaran saham sekunder, naik 4 persen namun turun dari keuntungan awal sebanyak 10 persen dan jauh di bawah harga penawaran.
Adani Group, yang dipimpin oleh orang terkaya di Asia Gautam Adani, menghadapi perselisihan dengan Hindenburg Research, setelah munculnya laporan Hindenburg mengenai tuduhan penyalahgunaan tax and heavens atau suaka pajak yang dilakukan Adani Group.
Konglomerat India itu kemudian membalas laporan Hindenburg pada Minggu (29/1/2023), mengatakan pihaknya mematuhi semua undang-undang setempat dan telah membuat pengungkapan peraturan yang diperlukan.
Saham Adani Transmission dan Adani Total Gas masing-masing anjlok 20 persen pada perdagangan hari ini, sementara Adani Green Energy turun 18 persen. Saham Adani Power dan Adani Wilmar masing-masing turun 5 persen, sedangkan Adani Ports dan Special Economic Zone turun 0,5 persen.
Baca juga: Saham Konglomerat Adani Group Terjun Bebas Sejak Muncul Tuduhan Manipulasi Laporan Keuangan
Penjualan saham sekunder Adani Enterprises senilai 2,5 miliar dolar AS memasuki hari kedua di tengah lemahnya sentimen investor. Saham tersebut diperdagangkan pada 2.892 rupee, jauh di bawah kisaran harga untuk penjualan saham 3.112 hingga 3.276 rupee per saham.
Sementara laporan Hindenburg datang bertepatan dengan penjualan saham sekundur Adani Enterprises pada Jumat (27/1/2023).
Data awal dari bursa saham pada hari ini menunjukkan Adani kini telah menerima tawaran sebanyak 687.840, atau 1,5 persen, dari 45,5 juta saham yang ditawarkan. Kesepakatan ditutup pada Selasa (31/1/2023).
Baca juga: Geser Mukesh Ambani, Ini Sosok Gautam Adani Miliarder Terkaya di Asia
Investor institusi asing dan domestik, serta reksa dana, sejauh ini belum mengajukan penawaran, menurut data.
"Partisipasi ritel kemungkinan akan mengalami penurunan dengan harga pasar saat ini masih tertinggal dari harga penawaran dan sentimen terpukul karena kontroversi Hindenburg," kata ahli strategi ekuitas di Motilal Oswal Financial Services, Hemang Jani.
"Meskipun ada risiko bahwa penjualan saham tidak berhasil, penting hari ini untuk menunggu dan melihat bagaimana investor institusi berpartisipasi," sambungnya.
Baca juga: Kekayaannya Kalahkan Jeff Bezos dan Elon Musk, Siapa Miliarder India Gautam Adani?
Adani Group mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (29/1/2023), penjualan saham sekunder Adani Enterprises tetap sesuai jadwal pada harga penerbitan yang direncanakan. Maybank Securities dan Otoritas Investasi Abu Dhabi termasuk di antara investor yang menawar dalan penjualan saham sekunder tersebut.
Maybank mengatakan dalam sebuah pernyataan "tidak ada dampak finansial karena berlangganan penawaran Adani sepenuhnya didanai oleh dana klien".