Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi dan Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menyoroti kenaikan harga minyak goreng di pasaran.
Herry menilai Pemerintah kurang mengantisipasi jalur distribusi hingga kuantitas permintaan minyak goreng oleh masyarakat.
"Tentunya Pemerintah harus senantiasa memiliki strategi yang antisipatif, analisa pasar dengan baik dan segala high risk di lapangan itu mesti dipetakan oleh kementerian terkait," kata Herry, Selasa (31/1/2023).
Herry menduga ada proses yang dianggap tidak fair ketika distribusi minyak goreng dilakukan ke pedagang pasar.
"Itu dicek ulang lagi apakah ada dugaan permainan ini kan menjelang bulan Ramadhan, dan kejadian selalu berulang saat momen besar sepertinya sudah sistematis,” kata dia.
“Artinya kondisi ini tidak fair. Nah tugas Pemerintah itu cek satu-satu jalur distribusinya sudah benar atau tidak," ujarnya menambahkan.
Herry juga melihat juga bahwa kelangkaan minyak goreng tidak serta merta jadi alasan yang digunakan untuk membenarkan kenaikan harga minyak goreng.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Naik, Ini Daftar Lengkap Harga Bahan Pokok Selama Sepekan Ini
"Ini juga jadi anomali, disisi lain Pemerintah menerapkan peningkatan campuran biodiesel pada BBM padahal lagi terjadi kelangkaan, jadi ini harus dikoreksi juga barangkali bukan langka tapi tata kelolanya salah, Menterinya dan lembaga terkait segera dievaluasi saja," ucapnya.
Harga bahan pokok nasional selama sepekan ke belakang didominasi oleh kenaikan, meski angkanya tak begitu signifikan.
Baca juga: Promo Alfamart dan Indomaret Hari Ini, Minggu 29 Januari 2023: Diskon Minyak Goreng hingga Popok
Mengutip data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP Kemendag) pada Minggu (29/1/2023), minyak goreng yang terbagi menjadi beberapa jenis, minyak goreng curah alami kenaikan tertinggi sebesar 0,68 persen dari Rp 14.600 per liter (Lt) menjadi Rp 14.700 per liter.
Setelah itu diikuti oleh minyak goreng kemasan premium yang harganya naik 0,47 persen dari Rp 21.100 per liter menjadi Rp 21.200 per liter.
Sebaliknya, minyak goreng Minyakita justru terpantau turun harga sebesar 0,68 persen dari Rp 14.800 per liter menjadi Rp 14.700 per liter.