Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Potensi geotermal atau panas bumi Indonesia berada pada peringkat kedua dunia setelah Amerika Serikat, dengan kapasitas terpasang sumber daya panas bumi mencapai 2.280 megawatt (MW).
Berdasarkan proyeksi Wood Mackenzie, Indonesia akan merajai pemanfaatan panas bumi di dunia dalam beberapa tahun ke depan.
Pada 2026, kapasitas terpasang panas bumi Indonesia diprediksi mencapai 5.240 MW. Bahkan pada 2030, kapasitas terpasang geotermal di Indonesia bisa menembus 6.210 MW.
Baca juga: IPO Dinilai Akan Tingkatkan Daya Saing PGE
Jumlah itu akan membuat Indonesia menempati posisi pertama di dunia, mengungguli Amerika Serikat yang pada 2026 kapasitas terpasangnya diprediksi mencapai 3.960 MW dan 4.160 MW pada 2030.
Melihat potensi tersebut, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melakukan pemanfaatan geotermal sebagai energi, pembangkit listrik.
Presiden Direktur PT PGE Ahmad Yuniarto mengatakan, dalam 10 tahun ke depan, PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang energi bersih yang bersumber dari panas bumi hingga dua kali lipat lebih dari yang saat ini dioperasikan oleh PGE.
Menurutnya, PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang yang dikelola langsung PGE menjadi 1.272MW pada 2027
“Ini artinya di tahun 2030 PGE berpotensi untuk bisa memberikan kontribusi potensi pengurangan emisi sebesar 9 juta ton CO2 per tahun, dan menargetkan menjadi tiga besar perusahaan produsen panas bumi di dunia,” kata Yuniarto dalam keterangannya, Rabu (8/2/2023).
Adapun wilayah kerja PGE saat ini, dimulai dari Kamojang, Jawa Barat, dengan mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang tersebar di 6 area dengan kapasitas terpasang 672 MW yang dioperasikan sendiri.
Baca juga: Dorong Transisi Energi, PGE Tuntaskan Proyek PLTP di Tomohon Sulawesi Utara
Sementara itu, sebanyak 1.205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract/JOC).
Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi emission avoidance CO2 sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.
Pemanfaatan yang dilakukan oleh PGE dari energi geotermal telah berhasil membuat 2.085.000 rumah di Indonesia teraliri listrik.
Saat ini, PGE sedang menjalankan proyek pengembangan di tiga Wilayah Kerja Panas Bumi yaitu, Hululais, Lumut Balai (unit II) dan Sungai Penuh.