Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRUBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Battery Corporation (IBC) memprediksi penggunaan kendaraan listrik secara masal bakal mengurangi volume impor bahan bakar minyak (BBM) dalam jumlah yang cukup besar.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan, pada tahun 2035, pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda 4 dan juga roda 2 akan membutuhkan baterai sampai dengan 94 Gigawatt hour (GWh) per tahun.
Dengan demikian, hal tersebut berpotensi mengurangi impor BBM sebanyak 23 juta barel per tahun.
Baca juga: Industri Otomotif Dukung Implementasi Biodiesel B35, Gaikindo: Bisa Tekan Impor BBM
"Ini proyeksi kita kurang lebih dari segi konversi menjadi listrik, ini lah yang mengurangi penggunaan BBM," ucap Toto dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR-RI di Jakarta, dikutip Kamis (16/2/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Toto juga mengatakan, target penggunaan KBLBB roda 2 pada 2035 akan menembus angka 12 juta unit.
Sementara untuk KBLBB roda 4 bakal mencapai 1 juta unit.
Untuk itu, IBC akan memaksimalkan potensi sumber daya Indonesia melalui pembentukan ekosistem baterai dan kendaraan bermotor listrik yang terintegrasi dari hulu sampai hilir.
Toto juga menegaskan, pihaknya secara proaktif mendorong perkembangan pasar ekosistem baterai dan EV (electric vehicle) di Indonesia.
Kemudian, IBC mendukung pengembangan kendaraan listrik nasional, sehingga dapat menjadi bisnis produksi di ASEAN.
"Kita akan membuat Indonesia menjadi EV exporting hub, kalau kita lihat sekarang apa yang dilakukan oleh Hyundai adalah sudah melakukan pabrik produksi di Indonesia untuk produksi EV," papar Toto.
"Jadi bukan hanya baterainya, potensi kita menjadi EV exporting hub menjadi sangat luas," pungkasnya.