Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI, Amin Ak, meminta PT Pertamina mengusut tuntas penyebab kebakaran Depo Plumpang Pertamina yang telah menelan korban jiwa.
Berdasarkan data terakhir, sebanyak 17 orang meninggal imbas kebakaran.
Amin juga meminta, Pertamina menyantuni keluarga korban meninggal, menanggung biaya perawatan korban luka bakar, serta memberikan ganti rugi bagi warga yang rumahnya terbakar.
Baca juga: Kesaksian Warga Detik-detik Kebakaran Depo Plumpang: Dengar Suara Petir, Ledakan hingga Cium Bau Gas
"Harus diketahui apakah karena murni human error, terdapat kerusakan sistem atau jaringan atau disebabkan faktor lain, misalnya Sabotase. Perlu dikaji juga apakah perlu memindahkan depo mengingat lokasinya berada di tengah permukiman padat penduduk," ujar Amin dalam keterangannya, Sabtu (4/3/2023).
Amin menambahkan, Pertamina segera melakukan Evaluasi terhadap peristiwa ini.
Menurut dia, sangat penting agar tidak terjadi lagi kejadian serupa di masa yang akan datang. Terlebih, Depo Plumpang Pertamina ini sudah beroperasi sejak tahun 1974.
Untuk itu, dia mendesak Pertamin
a untuk memulihkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk wilayah-wilayah yang selama ini dilayani oleh Depo Pertamina Plumpang.
"Agar obyektif, investigasi sebaiknya dilakukan tim gabungan yang melibatkan ahli dan aparat penegak hukum," tegasnya.
Di sisi lain, Terminal BBM Plumpang juga pernah meledak di tahun 2009 silam. Selain menimbulkan korban jiwa, peristiwa itu menimbulkan kerugian hingga Rp 17 Miliar.
Seperti diketahui, dalam publikasi Global Tank Storage, Integrated Terminal Jakarta atau Depo Pertamina Plumpang dinilai sebagai terminal BBM terpenting di Indonesia.
"Ini karena Depo tersebut menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia atau sekitar 25 persen dari total SPBU Pertamina," tutur dia.
Selain itu, Thruput (kapasitas aliran) BBM rata rata sebesar 16.504 Kiloliter per hari dan wilayah distribusi utamanya meliputi Jabodetabek.