Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi III DPR RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Perkumpulan Peternak Lebah Klanceng Nasional (PPLKN) yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni, pada Kamis (16/3/2023).
Ada pun yang dibahas terkait dugaan penyelewengan dana para mitra yang dilakukan oleh PT Mahakarya Berkah Madani (MBM). PT MBM diduga bermasalah dalam memberi bagi hasil kepada para mitra sejak beberapa waktu lalu.
Para nasabah telah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian dengan indikasi adanya penyelewengan dana yang dilakukan oleh PT MBM.
Menurut keterangan, setidaknya terdpat 18.000 mitra dari PT MBM ini.
Perkumpulan Peternak Lebah Klanceng Nasional juga menduga adanya upaya dari PT MBM untuk membuat kesan seakan-akan uang perusahaan telah habis.
Baca juga: Peternak Lebah Madu Adukan Hambatan Budidaya ke Ketua DPD RI
Hal tersebut diduga demi menghindari kewajiban perusahaan kepada para mitra.
“Kami telah kumpulkan data-data pak, dari bulan September, PT MBM telah menarik dana setidaknya Rp 50 miliar, agar dana yang di Bank BRI itu dikosongkan, hanya disisakan beberapa rupiah."
"Jadi ada skenario ketika PT MBM mengajukan pailit, terlihat kas nya benar kosong,” kata Hero, perwakilan PPLKN saat RDPU.
Setelah menyerap keterangan dari para mitra (korban), Pimpinan Komisi III Ahmad Sahroni akan meminta atensi Kapolri untuk mengusut lebih lanjut terkait kasus ini.
Sebab pimpinan melihat adanya dugaan investasi bodong yang mirip dengan skema yang dilakukan robot trading, namun dengan menggunakan medium lebah.
“Terkait aspirasi yang telah bapak sampaikan kepada kami (Komisi III), kami tentu akan teruskan ini ke Pak Kapolri. Karena terlihat dari laporan bapak, bahwa terjadi kemacetan bagi hasil yang terjadi dalam kurun waktu belakangan ini. Jadi kita duga investasi bodong ini mirip dengan skema robot trading, tapi menggunakan lebah," kata Sahroni.
Para anggota Komisi III DPR RI pun meminta pimpinan agar Komisi III melakukan pengawalan kasus ini di Bareskrim Polri.
Para anggota juga menilai para mitra (korban) sudah tepat melaporkan hal ini ke Komisi III DPR RI. Karena korban dari kasus penipuan ini ada di seluruh Indonesia, yang melebihi wilayah cakupan kerja dua Polda.
Pimpinan pun setuju dan memastikan Komisi III akan memberi pengawalan kepada kasus yang telah merugikan para mitra. Bahkan Komisi III akan langsung lakukan koordinasi dengan Kapolri terkait pengusutan kasus ini.
“Bapak ibu bisa percayakan kasus ini kepada kami (Komisi III). Kami akan pastikan bersurat langsung kepada Pak Kapolri terkait pengusutan kasus ini. Nanti tanggal 12 April kita juga ada rapat kerja bersama Pak Kapolri, jadi bisa kita sampaikan langsung juga kepada Pak Kapolri di hari itu. Nah teman-teman (PPLKN) bisa hadir untuk saksikan,” ucap Sahroni.
Sahroni menambahkan, selaku pimpinan rapat juga menyampaikan pesan agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap skema-skema investasi bodong seperti ini. Agar ke depan, kasus-kasus seperti ini tidak terulang kembali.
“Tentu masyarakat juga harus belajar dan lebih berhati-hati lagi terhadap skema-skema investasi bodong seperti ini. Karena sekarang wujudnya ini beragam, mau itu robot trading, lebah, dan lain sebagainya,” tandasnya.