TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari kembali menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-24 Tahun Buku 2022 sekaligus melakukan pergantian kepengurusan KSP Nasari periode 2023-2028 di Hotel Patra Semarang, Jumat (17/3/2023).
Dalam RAT tersebut dilakukan pula pengukuhan KSP Nasari sebagai Pionir Unicorn Koperasi di Indonesia oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno bersamaan dengan pencanangan Gerakan Koperasi Modern Berbasis Digital sebagai Pelopor Era Society 5.0.
Menteri Parekraf Sandiaga Uno menyampaikan ucapan selamat atas diselenggarakan RAT KSP Nasari.
Ia mengapresiasi KSP Nasari yang telah melakukan secara rutin inkubasi UMKM melalui pelatihan legalitas dan perizinan, pelatihan marketing digital, pelatihan manajemen keuangan, bisnis matching dan live shopping.
Baca juga: Hingga 2024, Sandiaga Uno Bidik Pembukaan 4 Juta Lebih Lapangan Kerja di Sektor Parekraf
"Semoga dengan dikukuhkannya KSP Nasari dapat mendukung pemulihan ekonomi Indonesia terutama adaptasi memasuki tatangan ekonomi baru berbasis digital serta menjadi percontohan bagi koperasi lain agar siap bertransformasi menjadi koperasi modern," ujar Menteri Sandi.
Ketua pengurus baru, Frans Meroga Panggabean mengatakan, pelaksanaan RAT merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam hirarki pengambilan keputusan pada koperasi, sekaligus sebagai wujud pertanggungjawaban hasil kerja pengurus kepada para anggota.
KSP Nasari, kata Frans, yang didirikan di Semarang pada 31 Agustus 1998 lalu, saat ini memiliki 45 kantor cabang dan lebih dari 300 loket pelayanan yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia.
Sejak 2021 KSP Nasari telah meluncurkan mobile super apps dengan nama Nasari Digital (Nadi).
"Anggota kami yang berjumlah 39.730 orang saat ini dapat memakai Nadi dalam pelayanan kebutuhan dan kenyamanan dalam bertransaksi keuangan dengan sejumlah fitur yang ada dalam aplikasi tersebut antara lain e-wallet, pembayaran/billing/payment point, simpanan, pinjaman, marketplace, e-learning UMKM, RAT Online, dan QRIS," jelas Frans.
Baca juga: Kemenparekraf Dukung Pelaku Desa Wisata Kolaborasi Kembangkan Potensi
Sedangkan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah, Ema Rachmawati yang hadir mewakili Gubernur Jawa Tengah mengatakan, perusahaan digital enggan dilirik perbankan karena memang kebanyakan hanya berkantor virtual, padahal mereka sebenarnya membutuhkan fasilitas pembiayaan.
"Kondisi itupun seharusnya menjadi kesempatan bagi koperasi simpan pinjam untuk menjadi solusi pembiayaan karena sebenarnya para pelaku bisnis digital ini memiliki kompetensi dan peluang untuk berkembang, namun terkendala modal yang terbatas," ujar Ema.
Menanggapi hal tersebut, Frans berkata akan menindaklanjuti peluang tersebut guna mempelajari model bisnis digital juga mendalami mitigasi risiko pembiayaan.
Sehingga akan melengkapi layanan KSP NASARI saat ini, yaitu pembiayaan bagi pelaku UMKM yang terlibat dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
"Para pelaku UMKM, terutama yang tergabung dalam aplikasi digital yang dikelola oleh LKPP atau LPSE seperti E-Katalog Lokal, Sip Lah bagi sekolah, atau PADI UMKM bagi BUMN dapat kami berikan modal kerja agar dapat melaksanakan pengadaan barang dan jasa pemerintah, sehingga otomatis dapat naik kelas," pungkas Frans.