News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dorong Konektivitas, Menhub Sebut Pemerintah Bakal Beli Seaplane, Dioperasikan di NTT dan NTB

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, pemerintah bakal membeli Seaplane atau pesawat terbang laut untuk mendukung aktivitas masyarakat dan sektor pariwisata di daerah 3T terdepan, terpencil dan tertinggal.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, pemerintah bakal membeli Seaplane atau pesawat terbang laut untuk mendukung aktivitas masyarakat dan sektor pariwisata di daerah 3T terdepan, terpencil dan tertinggal.

Hal itu dia sampaikan saat seminar Penerapan Sistem Angkutan Pesawat Air (Seaplane) untuk Menunjang Pengembangan Wilayah Khususnya Pariwisata dan Wilayah Kepulauan, Selasa (21/3/2023).

"Tolong mulai tahun ini kita usulkan untuk membeli Seaplane satu saja dulu, silakan pilih. Mau di NTB mau di Maluku Utara atau tempat yang lain," kata Menhub Budi.

Baca juga: Menhub Budi Karya: Pergerakan Masyarakat Saat Masa Lebaran 2023 Diprediksi Sebanyak 123,8 Juta Orang

Budi mengatakan, daerah yang saat ini paling dibutuhkan adanya Seaplane adalah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Karena mereka (NTB dan NTT) bandaranya relatif sedikit, terutama NTB, Maluku Utara juga membuthkan sebab Maluku Utara adalah tempat dimana pertumbuhan paling tinggi di seluruh indonedia, ini potensial untuk diberi," kata Menhub Budi.

Dikatakan Budi, penggunaan Seaplane nantinya bisa lebih menjangkau wilayah yang paling jauh bahkan dibandingkan menggunakan pesawat ATR.

Baca juga: Menhub: Bekerja Dengan Hati, Jaga Perairan Indonesia

"Saya sangat yakin bahwa dengan kita punya negara kepulauan, banyak daerah diujung katakanlah Sulawesi Utara, itu jangkauan 500 km dan sekarang ini kita gunakan pesawat ATR mesti 72 km, sementara seaplane 8-10 km mungkin lebih ekonomis," paparnya.

Di sisi lain, Budi menegaskan, kebutuhan Seaplane justru tidak sebanding dengan pendidikan pilot dan landasannya yang masih minim di tanah air.

Terlebih, dua tahun belakangan dunia penerbangan mengalami tekanan yang luar biasa akibat Covid-19.

"Kita tahu dunia aviasi tertekan, bukan saja indonesia tapi seluruh dunia mengalami tekanan," ucap Budi.

"Oleh karenanya apa yang menjadi inisiasi mendidik ini, secara intensif kami harapkan teman-teman dari Dirjen Udara, menetapkan bagian-bagian mana yang penting harus disediakan di seaplane," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini