News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Telur Ayam

Harga Telur Ayam Semakin Mahal Jelang Ramadan, Tembus Rp41 Ribu per Kg, Ini Penyebabnya

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang sedang melayani pembeli telur ayam ras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta. Mengutip data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP Kemendag) pada Selasa (21/3/2023), harga nasional telur ayam ras naik 1,35 persen.

Arief mengatakan bahwa penyiapan CPP masih dalam proses. Untuk Bulog, sudah ditugaskan untuk mengelola CPP padi, jagung, dan kedelai. Sementara itu, sisanya akan dilakukan oleh BUMN pangan lainnya seperti IDFood atau RNI.

"Nah ini perlu uang kalau perlu uang. Berarti kan kita harus dengan Menteri Keuangan. Nah sekarang ini sedang proses," kata Arief.

Sedangkan untuk CPP daging ayam dan telur saat ini NFA berencana akan melakukan take offer stok yang ada di peternak untuk bantuan pangan bagi masyarakat rawan stunting.

"Kita mau buat semacam connectifity dari hulu. Sehingga yang hulu nanti harga telur ayam di tingkat petani peternak itu stabil tidak buang-buang telur lagi tidak buang-buang ayam lagi, dibeli dengan harga baik. Kemudian di hilirnya itu untuk pengentasan kemiskinan dan gizi buruk rawan rentan pangan. Itu yang badan pangan sedang buat ekosistem," jelasnya.

Baca juga: Update Harga Sembako Rabu 28 Desember, Harga Telur Naik Jadi Rp 37.000, Cabai Rawit Rp 57.500 per Kg

Meski kenaikan harga pangan setiap hari besar keagamaan masih terjadi, Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menjelaskan, NFA sudah banyak melakukan langkah perbaikan.

Sayangnya, Ia menegaskan bahwa Badan Pangan Nasional saat ini baru terbentuk setahun lalu. Pun demikian anggaran NFA tahun ini, menurut Khudori juga masih terganjal sehingga masih mendapatkan alokasi yang minim.

"Setahun terakhir, sudah banyak hal yang telah dilakukan Bapanas. Sejauh ini, Bapanas sudah mulai membenahi masalah pangan dengan cara membangun fondasi," kata Khudori.

Namun Ia menyebut, saat ini langkah perbaikan baru terasa di hilir. Sementara di hulu belum tampak. Padahal, Khudori menambahkan, persoalan pangan seharusnya memerlukan penyelesaian dari hulu-hilir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini